Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Rabu, 28 Oktober 2009

Nasionalisme Kaum Muda Melemah

Warta Jatim, Surabaya – Peringatan ke-81 Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober tidak begitu bermakna bagi kaum muda yang kian lemah nasionalismenya. Hal itu terjadi seiring derasnya pengaruh asing dan minim keteladanan pemimpin bangsa.

Sejahrawan Universitas Negeri Surabaya Aminuddin Kasdi menilai budaya asing turut berperan dalam membentuk karakter bangsa. Salah satunya membuat lemah dan memecah jati diri bangsa, sehingga membuat nasionalisme pemuda di Indonesia menjadi lemah.

“Kondisi tersebut juga diperparah oleh segala kebutuhan yang serba mudah dan cepat, membuat kemandirian dan nasionalisme para pemuda semakin surut,” ujar Aminuddin, Rabu (28/10).

Dia juga mengkritik perilaku pemimpin Indonesia yang cenderung mementingkan penampilan dan fasilitas mewah. Hal itu juga berpengaruh terhadap gaya hidup para pemuda.

Aminuddin menilai, para pemuda Indonesia saat ini banyak berperilaku hedonis atau suka hanya kesenangan sesaat. Bahkan, kaum muda cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Pakar komunikasi Suko Widodo mengatakan, orang tua sangat berperan dalam membentuk nasionalisme pemuda. Seharusnya orang tua memberikan banyak pengetahuan yang berkaitan dengan jati diri dan budaya bangsa. “Orang tua wajib memiliki sikap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mbangun karsa, dan tut wuri handayani. Mereka juga memiliki kewajiban menciptakan generasi muda yang memiliki nasionalisme,” ujarnya. (red)

Pemerintah Harus Urus BMI yang Tewas di Malaysia

Warta Jatim, Surabaya - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur menuntut pemerintah memperjuangkan seluruh hak Muntik binti Bani. Buruh migran asal Jember ini tewas akibat disiksa majikan di Malaysia, Senin (26/10).

Ketua SBMI Jatim Mochammad Cholily mengatakan, berdasarkan aturan, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta harus menanggung semua biaya pemulangan jenazah dari Malaysia hingga pemakaman di Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Wringin Agung, Jombang, Kabupaten Jember. Keluarga Muntik juga berhak mendapatkan uang santunan serta asuransi dari Malaysia dan Indonesia.

“Pemerintah harus segera mengurus hak-hak Muntik. Begitu juga gaji selama 6 tahun Muntik bekerja. Pemerintah harus menyelidikinya. Apakah sudah diberikan atau belum,” kata Cholily, Rabu (29/10).

Menurut Cholily, Muntik meninggal Senin (26/10) setelah dirawat di Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Selangor, Malaysia, selama satu minggu. Buruh migran ini meninggal akibat disiksa majikannya, Vanitha dan Mirigan.

Hasil diagnosis tim medis menyebutkan Muntik mengalami retak tulang rusuk dan tulang punggung, serta patah tulang pergelangan tangan. Buruh migran yang berangkat ke Malaysia melalui PT Citra Darmo Indo Ponorogo pada tahun 2003 ini juga lebam-lebam di muka dan kaki.

Suparmo, suami korban, berharap jenazah istrinya segera dipulangkan ke Indonesia. Dia belum mendapatkan informasi dari pemerintah Indonesia dan Malaysia soal pemulangan jenazah. “Hingga kini kami belum menerima kabar tentang pemulangan jenazah Muntik. Kami ingin pemerintah segera membantu proses pemulangannya,” kata Suparmo yang dihubungi via telepon. (red)

Selasa, 27 Oktober 2009

Anggota DPRD Surabaya Batal Dapat Mobil Dinas Baru

Warta Jatim, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Soekarwo menolak pengajuan dana pengadaan mobil dinas baru untuk anggota DPRD Surabaya. Sebab, mobil dinas yang lama masih sangat laik pakai. Dana pengadaan mobil dinas dapat digunakan untuk memberantas kemiskinan serta perbaikan mutu kesehatan dan pendidikan.

“Mobil dinas baru belum diperlukan. Dananya bisa digunakan untuk hal yang lebih penting. Mobil dinas sebelumnya masih dalam kondisi baik,” kata Soekarwo, Selasa (27/10).

Gubernur Soekarwo mengingatkan bupati dan wali kota agar tidak mengajukan anggaran pengadaan mobil dinas baru. Larangan tersebut akan dimasukkan dalam surat edaran yang akan dibuat dalam waktu dekat.

Wali Kota Surabaya Bambang DH mengaku kecewa atas penolakan tersebut, karena rencana pengadaan mobil dinas baru sudah dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan. “Kami sudah mematuhi mekanisme dan peraturan. Dalam waktu dekat kami akan konsultasi ke BPK menanyakan alasan penolakan ini,” katanya.

DPRD Kota Surabaya mengajukan anggaran Rp 50 miliar untuk pengadaan mobil dinas anggota periode 2009-2014 dan para camat. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli mobil Isuzu Panther LS 2009 seharga Rp 200 juta per unit.(red)

Senin, 26 Oktober 2009

Warga Stren Kali Usulkan Pengelolaan Kawasan Sungai

Warta Jatim, Surabaya – Penggusuran warga stren kali bukan solusi menyelamatkan lingkungan di sekitar bantaran sungai. Warga dan pemerintah harus bekerja sama mengelola lingkungan bantaran sungai.

Pernyataan itu diungkapkan Somsook Boonyabancha, aktivis Asian Centre for Human Rights (ACHR), Thailand, dalam pelatihan pengelolaan lingkungan bantaran sungai, di Surabaya, Senin (26/10). Pelatihan ini diikuti perwakilan 16 organisasi lingkungan dan hak asasi manusia se-Asia.

Penataan stren kali harus dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem sungai. “Kalau warga dilarang membuang sampah ke sungai, pemerintah juga harus menindak perusahaan yang membuang limbah sembarangan,” kata Somsok.

Menurut dia, kesulitan mengelola wilayah stren kali bisa terjadi terjadi di kawasan Asia seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina. Namun, pemerintah negara-negara tersebut mencari solusi tanpa melakukan penggusuran. Selain itu, pemerintah mendukung upaya warga menjaga lingkungan.

Bayarnemekh Banzracgch dari Urban Development Resource Center (UDRC), Mongolia, mengatakan, warga stren kali harus memiliki langkah-langkah kreatif dalam menata lingkungannya. Di antaranya dengan mengolah air sungai menjadi air minum atau melakukan penghijauan.

Sekretaris Jenderal Paguyuban Warga Stren Kali Surabaya Andreas Suhadi mengatakan, warga siap melaksanakan Peraturan Daerah Surabaya Nomor 9 Tahun 2007 tentang Stren Kali. Perda itu antara lain mengatur syarat mendirikan rumah minimal berjarak 5 meter dari sungai.

Warga stren Kali Surabaya mengaku sedang menyiapkan pembangunan rumah bambu di sepanjang sungai untuk menjaga kelestarian alam. “Program ini untuk sementara berjalan di kawasan Gunungsari dan Kebraon. Sedangkan di kawasan Barata Jaya, warga fokus dalam pembuatan kompos dan usaha dinamo,” ujar Andreas. (red)