Warta Jatim, Surabaya - Islam menghargai keberagaman dan toleransi budaya? Jawaban tersebut dapat ditemukan dalam arsitektur Masjid Muhammad Cheng Ho, di Jalan Gading, Surabaya .
Jika bangunan masjid pada umumnya menggunakan arsitektur Jawa atau Arab, arsitektur Masjid Cheng Ho mirip Klenteng tempat ibadah umat Khonghucu.
Pengurus Masjid Muhammad Cheng Ho, Hasan Basri mengatakan, arsitektur masjid menyerupai masjid Niu Jie di Beijing yang berusia seribu tahun. Hampir seluruh sisi Masjid Cheng Ho mengandung pesan keberagaman dan toleransi.
”Islam tidak mengajarkan kekerasan. Masjid Cheng Ho dibuat untuk menyampaikan pesan ini,” kata Hasan.
Ruang tempat imam atau khatib ketika salat dibuat menyerupai pintu gereja. Hal ini memberi pesan bahwa Islam mengakui dan menghormati keberadaan Nabi Isa, serta mencintai perdamaian dan toleransi antar umat beragama.
Masjid Cheng Hoo banyak didatangi umat Budha, Tao maupun agama lainnya. Diantara pengunjung ada yang memberikan penghormatan kepada Laksamana Cheng Hoo.
Laksamana Cheng Hoo adalah utusan Kaisar China pada masa Dinasti Ming yang mendapat tugas mengunjungi kerajaan lainnya di kawasan Asia . Laksamana Cheng Hoo dikenal sebagai muslim yang taat dan rendah hati.
Masjid Muhammad Cheng Hoo mulai dibangun 15 Oktober 2001 dan selesai 28 Mei 2003. Kompleks masjid berada di atas tanah seluas 21 x 11 meter dengan luas bangunan 11 x 9 meter. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar