Warta Jatim, Surabaya - Lembaga Kajian Ekologi dan Lahan Basah (Ecoton) serta Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) simpul Malang , melakukan penyusuran Kali Surabaya. Susur kali ini dilakukan untuk mengetahui tentang kondisi air kali Surabaya , akibat limbak domestik (rumah tangga) serta limbah industri.
Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan, dari susur kali yang sudah dilakukan sebanyak 2 kali, limbah domestik mendominasi pencemaran air kali Surabaya . Mulai dari limbah deterjen hingga tinja (kotoran manusia). Kondisi ini jelas memperparah kualitas air kali Surabaya , yang digunakan sebagai bahan baku utama air minum.
“ Sekitar 60 % pencemaran air di Kali Surabaya , didominasi oleh limbah domestik. Karena itulah, harus ada langkah untuk menimimalkannya, “ ujar Prigi, Kamis (6/1).
Prigi menambahkan, setelah melakukan susur kali ini, Ecoton akan memberikan rekomendasi kepada Pemprov Jatim, untuk melakukan penataan dan pembenahan kali Surabaya . Jika tidak dilakukan penataan, kondisi air kali Surabaya akan semakin parah, dan tidak bisa dikonsumsi oleh warga. Terlebih, saat ini, air kali Surabaya , sudah teracuni oleh bakteri E-coli dan Patogen, yang berasal dari limbah industri dan domestik.
Koordinator Walhi simpul Malang , Purnawan mengatakan, pemerintah telah sengaja melakukan pembiaran, terhadap kondisi di sekitar kali Surabaya . Dengan demikian, secara tidak langsung, pemerintah telah memberikan ruang kepada perusahaan air minum kemasan. Hal ini sangat disayangkan, karena justru perusahaan air minum kemasan, malah melakukan perusakan lingkungan, dengan mengambil air tanah artesis.
Purnawan menegaskan, banyaknya masyarakat yang beralih menjadi konsumen air minum kemasan, juga disebabkan oleh sikap Pemprov yang tidak proaktif dalam pencemaran air kali Surabaya .
“ Pencemaran sungai, sudah terjadi merata di semua kota dan kabupaten. Jika dibiarkan akan sangat berbahaya,” terang Purnawan.
Menurut Purnawan, Pemprov harus melakukan pendekatan kepada masyarakat stren kali. Pendekatan bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman tentang kualitas air kali dan penggunaannya. Purnawan tidak sepakat, apabila pemerintah melakukan penggusuran, karena akan menimbulkan ongkos sosial yang tinggi. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar