Warta Jatim, Surabaya - Komunitas Peduli Kremil dan Persatuan Warga Kremil memprotes Pemerintah Kota Surabaya yang membiarkan pintu air Morokrembangan penuh sampah. Sampah yang menumpuk menyebabkan masyarakat terserang penyakit pernafasan, diare, dan gatal-gatal.
Ketua Komunitas Peduli Kremil, Daniel Lukas Rorong, mengatakan warga tidak tahan atas kondisi ini. Warga pernah memaksa akan membuka pintu air Morokrembangan, namun dihalang-halangi petugas.
”Warga sudah resah, karena banyak belatung yang masuk ke rumah. Selain menimbulkan bau tidak sedap, sebagian warga juga ada yang terserang penyakit,” ujar Daniel pada unjuk rasa di pintu air Morokrembangan, Rabu (1/9).
Dalam aksi ini warga menyegel kantor penjaga pintu air Morokrembangan. Mereka juga mengirimkan parsel berisi sampah kepada staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan PeJabat Laksana Tugas Wali kota Surabaya, Soekamto Hadi.
Warga memberikan waktu 3 hari kepada Pemkot Surabaya untuk segera membersihkan sampah. Jika tidak diindahkan, warga akan mengirimkan parsel berisi sampah saat pelantikan Wali Kota Surabaya terpilih, Tri Rismaharini. (red)
Ketua Komunitas Peduli Kremil, Daniel Lukas Rorong, mengatakan warga tidak tahan atas kondisi ini. Warga pernah memaksa akan membuka pintu air Morokrembangan, namun dihalang-halangi petugas.
”Warga sudah resah, karena banyak belatung yang masuk ke rumah. Selain menimbulkan bau tidak sedap, sebagian warga juga ada yang terserang penyakit,” ujar Daniel pada unjuk rasa di pintu air Morokrembangan, Rabu (1/9).
Dalam aksi ini warga menyegel kantor penjaga pintu air Morokrembangan. Mereka juga mengirimkan parsel berisi sampah kepada staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan PeJabat Laksana Tugas Wali kota Surabaya, Soekamto Hadi.
Warga memberikan waktu 3 hari kepada Pemkot Surabaya untuk segera membersihkan sampah. Jika tidak diindahkan, warga akan mengirimkan parsel berisi sampah saat pelantikan Wali Kota Surabaya terpilih, Tri Rismaharini. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar