Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Senin, 28 Februari 2011

Konservasi Swadaya ala Dusun Mendiro


Warta Jatim, Jombang - Warga Dusun Mendiro di Jombang mengupayakan konservasi hutan secara swadaya. Pengelolaan hutan oleh Perhutani dan Dinas Kehutanan Jawa Timur kurang melibatkan masyarakat, sehingga sering terjadi salah paham dan konflik dengan warga. 

Wagisan, Kepala Dusun Mendiro, Panglungan, Wonosalam, mengatakan masyarakat melakukan konservasi hutan sejak tahun 1998. Hutan  yang dulu gundul karena penebangan liar kini menjadi hutan kemiri dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

Warga ingin mewujudkan hutan di sekitar Mendiro lestari dan ada keselarasan dengan masyarakat. “Warga sekitar hutan sedih sering melihat warga luar desa masuk hutan berburu monyet, kancil, macan, dan burung untuk diperjualbelikan," kata Wagisan. 

Agar pelestarian dan perlindungan hutan lebih terorganisasi, warga membentuk Kelompok Masyarakat Pelindung Hutan. Kelompok ini mengupayakan rehabilitasi kawasan hutan lindung serta memantau sumber mata air. 

Ketua KMPH Sudarsono mengatakan, langkah awal pelestarian hutan Mendiro adalah budi daya dan pembibitan 46 tanaman yang terancam punah. Juga inventarisasi sumber mata air dan dokumentasi keanekaragaman hayati, termasuk kearifan masyarakat terkait pelestarian hutan dan mata air.

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) mendukung upaya warga Dusun Mendiro Panglungan. Ecoton akan menjembatani kerja sama antara warga dan instansi pengelola hutan. "Kerja sama sangat penting. Masyarakat dan pemerintah tidak bisa berjalan sendiri," kata Direktur Ecoton Prigi Arisandi

Berdasarkan penelitian Ecoton, di hutan Mendiro terdapat 8 burung langka yang dilindungi dan memiliki harga jual tinggi. 

Yakni, perkutut gung (Macropygia Unchall), merak (Pavo Muticus), ayam alas (Gallus Varius), rangkok (Buceros Rhinoceros), cekakak (Halcyon Pileata), elang Jawa (Spizaetus Bartelsi), alap-alap (Ictinaetus Malayensis), dan trucukan (Chloropsis Sonnerati). 

Terdapat pula primata langka yang sering diburu. Antara lain kukang (Nycticebus Javanicus), bedhes (Macaca Fascicularis), budeng (Trachypithecus Auratus). Juga mamalia seperti trenggiling (Manis Javanica), tupai kalong (Hylopetes sp), kancil (Tragulus Javanicus), kijang (Muntiacus Muntjac), luwak (Paradoxurus hermaphroditus), dan macan kumbang (Panthera Pardus).

“Hutan di Wonosalam harus dilindungi secara serius. Sebab, selain menjadi habitat satwa liar, pelindung mata air, hutan juga berfungsi sebagai paru-paru Jombang,” kata Prigi.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar