Warta Jatim, Surabaya - Setara Institute dan Centre for Marginalized Communities Studies akan menggugat Polrestabes Surabaya. Gugatan ini terkait pembubaran pertemuan membahas perlindungan hak beragama dan berkeyakinan di Hotel Inna, Simpang Surabaya, oleh Front Pembela Islam.
Ketua panitia pertemuan Indra Listiantara Putra mengatakan, Polrestabes Surabaya mendukung tindakan FPI. Bahkan polisi ikut mengusir peserta pertemuan dari Hotel Inna.
Setara Institute juga akan menggugat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Polisi membubarkan pertemuan karena bertepatan dengan kedatangan Presiden di Surabaya.
”Data dan fakta yang kami kumpulkan sudah cukup. Tinggal soal waktu kami akan mengajukan gugatan tersebut,” kata Indra Listiantara Putra.
Kepala Divisi Pendidikan dan Publikasi Centre for Marginalized Communities Studies, Akhol Firdaus, mengatakan pertemuan tersebut mengundang sejumlah instansi pemerintah. Namun, tidak satu pun instansi mencegah tindakan FPI. ”Instansi negara yang hadir dalam FGD seakan tidak berdaya menghadapi FPI.”
Menurut Akhol, pertemuan terpaksa dilanjutkan di tempat yang dirahasiakan dan menghasilkan 6 kesimpulan. Salah satu kesimpulan, tindakan intoleransi antar-umat beragama terjadi secara sistematis. Mereka menuntut negara bertanggung jawab melindungi dan memenuhi hak kebebasan beragama.
Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Badrodin Haiti mengaku siap mengamankan acara yang mendapat izin dari polisi. Dia enggan mengomentari rencana gugatan yang akan diajukan Setara Institute. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar