Warta Jatim, Surabaya – Peringatan ke-81 Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober tidak begitu bermakna bagi kaum muda yang kian lemah nasionalismenya. Hal itu terjadi seiring derasnya pengaruh asing dan minim keteladanan pemimpin bangsa.
Sejahrawan Universitas Negeri Surabaya Aminuddin Kasdi menilai budaya asing turut berperan dalam membentuk karakter bangsa. Salah satunya membuat lemah dan memecah jati diri bangsa, sehingga membuat nasionalisme pemuda di Indonesia menjadi lemah.
“Kondisi tersebut juga diperparah oleh segala kebutuhan yang serba mudah dan cepat, membuat kemandirian dan nasionalisme para pemuda semakin surut,” ujar Aminuddin, Rabu (28/10).
Dia juga mengkritik perilaku pemimpin Indonesia yang cenderung mementingkan penampilan dan fasilitas mewah. Hal itu juga berpengaruh terhadap gaya hidup para pemuda.
Aminuddin menilai, para pemuda Indonesia saat ini banyak berperilaku hedonis atau suka hanya kesenangan sesaat. Bahkan, kaum muda cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Pakar komunikasi Suko Widodo mengatakan, orang tua sangat berperan dalam membentuk nasionalisme pemuda. Seharusnya orang tua memberikan banyak pengetahuan yang berkaitan dengan jati diri dan budaya bangsa. “Orang tua wajib memiliki sikap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mbangun karsa, dan tut wuri handayani. Mereka juga memiliki kewajiban menciptakan generasi muda yang memiliki nasionalisme,” ujarnya. (red)
Sejahrawan Universitas Negeri Surabaya Aminuddin Kasdi menilai budaya asing turut berperan dalam membentuk karakter bangsa. Salah satunya membuat lemah dan memecah jati diri bangsa, sehingga membuat nasionalisme pemuda di Indonesia menjadi lemah.
“Kondisi tersebut juga diperparah oleh segala kebutuhan yang serba mudah dan cepat, membuat kemandirian dan nasionalisme para pemuda semakin surut,” ujar Aminuddin, Rabu (28/10).
Dia juga mengkritik perilaku pemimpin Indonesia yang cenderung mementingkan penampilan dan fasilitas mewah. Hal itu juga berpengaruh terhadap gaya hidup para pemuda.
Aminuddin menilai, para pemuda Indonesia saat ini banyak berperilaku hedonis atau suka hanya kesenangan sesaat. Bahkan, kaum muda cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Pakar komunikasi Suko Widodo mengatakan, orang tua sangat berperan dalam membentuk nasionalisme pemuda. Seharusnya orang tua memberikan banyak pengetahuan yang berkaitan dengan jati diri dan budaya bangsa. “Orang tua wajib memiliki sikap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mbangun karsa, dan tut wuri handayani. Mereka juga memiliki kewajiban menciptakan generasi muda yang memiliki nasionalisme,” ujarnya. (red)