Warta Jatim, Jeddah - Pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama terkesan masih belum siap dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2008 (1429 H). Hal ini diketahui setelah tim pemantau haji PDI Perjuangan Korwil Arab Saudi dipimpin Wakil Sekretaris Eka Sapta, meninjau berbagai fasilitas, seperti pemondokan dan katering makanan, pada 25 November lalu.
Pasca keputusan pemerintah Arab Saudi yang membongkar pondokan jamaah haji di sekitar Masjid Al Haramain, Departemen Agama memang telah mengambil solusi dengan menyediakan transportasi dari pemondokan jamaah haji di Sauqiyah, Kakkiyah, Awali, Nuzha dan Zahir menuju Masjid Al Haramain maupun sebaliknya. Namun, dalam hal pengaturan dan pelaksanaannya masih semrawut, sehingga para jamaah haji harus berlarian dan berdesakan menuju bus yang sudah disediakan.
Eka Sapta mengatakan, karena saling berebut, para jamaah haji banyak yang mengeluh dengan kondisi yang mengancam keselamatan mereka. Bahkan untuk menjaga keselamatannya, banyak jamaah haji yang memilih berdiam diri dan menginap di sekitar Masjid Al Haramain. Tidak itu saja, para jamaah haji juga memilih naik taxi, meski rawan tersesat, maupun hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
"Saya heran dengan keputusan pemerintah soal pondokan haji ini. Selain itu, fasilitas yang diberikan tidak memadai sama sekali. Kalau seperti ini, kasihan para jamaah haji," ujar calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Lampung ini, kemarin.
Eka berharap, di masa mendatang, Departemen Agama harus menambah jumlah armada transportasi. Dan, yang terpenting dalam hal pengajuan pondokan (tempat penginapan) tidak didasari harga murah atau tender orang dekat, melainkan keselamatan para jamaah haji. Eka juga menyayangkan laporan tim pemantau ibadah haji DPR RI yang mengritisi masalah transportasi saja.
Dia menjelaskan, dari hasil temuan tersebut, pihaknya segera mengirimkan laporan kepada DPP dan FPDI Perjuangan DPR RI. Tidak itu saja, mereka akan minta KH Hasib Wahab, selaku tim pemantau haji DPR RI dari FPDI Perjuangan bersedia bertemu dengan Korwil Arab Saudi. Pertemuan tersebut untuk menyatukan suara dan hasil laporan dari tim pemantau PDI Perjuangan di Arab Saudi. (PP)
Pasca keputusan pemerintah Arab Saudi yang membongkar pondokan jamaah haji di sekitar Masjid Al Haramain, Departemen Agama memang telah mengambil solusi dengan menyediakan transportasi dari pemondokan jamaah haji di Sauqiyah, Kakkiyah, Awali, Nuzha dan Zahir menuju Masjid Al Haramain maupun sebaliknya. Namun, dalam hal pengaturan dan pelaksanaannya masih semrawut, sehingga para jamaah haji harus berlarian dan berdesakan menuju bus yang sudah disediakan.
Eka Sapta mengatakan, karena saling berebut, para jamaah haji banyak yang mengeluh dengan kondisi yang mengancam keselamatan mereka. Bahkan untuk menjaga keselamatannya, banyak jamaah haji yang memilih berdiam diri dan menginap di sekitar Masjid Al Haramain. Tidak itu saja, para jamaah haji juga memilih naik taxi, meski rawan tersesat, maupun hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.
"Saya heran dengan keputusan pemerintah soal pondokan haji ini. Selain itu, fasilitas yang diberikan tidak memadai sama sekali. Kalau seperti ini, kasihan para jamaah haji," ujar calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Lampung ini, kemarin.
Eka berharap, di masa mendatang, Departemen Agama harus menambah jumlah armada transportasi. Dan, yang terpenting dalam hal pengajuan pondokan (tempat penginapan) tidak didasari harga murah atau tender orang dekat, melainkan keselamatan para jamaah haji. Eka juga menyayangkan laporan tim pemantau ibadah haji DPR RI yang mengritisi masalah transportasi saja.
Dia menjelaskan, dari hasil temuan tersebut, pihaknya segera mengirimkan laporan kepada DPP dan FPDI Perjuangan DPR RI. Tidak itu saja, mereka akan minta KH Hasib Wahab, selaku tim pemantau haji DPR RI dari FPDI Perjuangan bersedia bertemu dengan Korwil Arab Saudi. Pertemuan tersebut untuk menyatukan suara dan hasil laporan dari tim pemantau PDI Perjuangan di Arab Saudi. (PP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar