Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Senin, 01 Desember 2008

Jatim Peringkat 4 Jumlah Kasus HIV/AIDS

Warta Jatim, Surabaya - Jawa Timur menempati peringkat 4 dalam jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia. Sekitar 70% atau 476 pengidap HIV/AIDS terdapat di Surabaya. Penyebab terbesar adalah penggunaan narkoba melalui jarum suntik dan perilaku seks bebas di kalangan remaja.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Jatim Ansarul Syahruda mengatakan, para pengidap HIV/AIDS di Jawa Timur rata-rata berusia produktif, antara 20 tahun dan 29 tahun. Untuk menanggulangi tingginya kasus HIV/AIDS di Jatim pihaknya telah melakukan penyuluhan di sekolah serta kampus.

"Selain penyuluhan, kami juga meminta orang tua untuk memberikan pendidikan seks dan bahaya HIV/AIDS kepada anak. Bagaimanapun remaja masih memiliki kecenderungan emosi yang labil, sehingga memerlukan bimbingan dan dukungan orang tua," kata Ansarul di Surabaya.

Koordinator Pokja Penyuluhan Penanggulangan Napza dan HIV/AIDS (BPNA) Jatim Otto Bambang Wahyudi membenarkan peringkat jumlah kasus HIV/AIDS Jatim di bawah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Papua. "Ditambah Bali dan Riau, Jatim termasuk provinsi yang secara epidemiologi memiliki prevalensi HIV/AIDS pada kelompok risiko tinggi atau di atas 5%. Salah satu penyebabnya adalah adanya lokalisasi Dolly yang terbesar di Asia Tenggara," ujarnya.

Dalam menanggulangi HIV/AIDS, BPNA membentuk kelompok kerja yang terdiri atas instansi terkait serta LSM, di bawah koordinasi tim ahli. Salah satu cara kerja tim ini adalah melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).

Di Surabaya, kata Otto, terdapat klinik voluntary consulting test (VCT) di RS dr Soetomo, RS Bhayangkara, RS dr Soewandhi, dan RSAL dr Ramelan, yang melayani penderita HIV/AIDS, termasuk pembinaan mental dan sosial penderita.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah ini mencapai 1.587 orang. Sekitar 76,9% laki-laki dan 23,1% perempuan. Berdasarkan jenis pekerjaan, secara kumulatif karyawan (18,6%), wiraswasta (17,4%), PSK (10%), dan ibu rumah tangga (9,8%). Cara penularan berdasarkan faktor risiko, injecting drugs user (IDU) 47,4%, heteroseksual (44,5 %), homoseks (5,1%). Hingga saat ini 380 penderita meninggal.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar