Warta Jatim, Surabaya - Kenaikan tarif dasar listrik berimbas pada pemilik kos di Surabaya. Sebagian besar pemilik kos mengaku dalam posisi pilihan sulit, menaikkan sewa dengan akibat ditinggal penghuni atau bertahan dengan konsekuensi rugi.
Riduan, pemilik kos di Surabaya barat, mengatakan kenaikan tarif listrik per 1 Juli akan mempengaruhi kenaikan pembayaran listrik bulan berikutnya. Di sisi lain, dia tidak bisa menaikkan tarif sewa kos karena sudah menaikkan tarif pada Januari lalu.
Riduan akan melihat pengeluaran per bulan, sebanding atau tidak. Jika tidak, ia akan mengajak musyarawah penghuni kos untuk menentukan tarif. “Baru Januari lalu sewa saya naikkan menjadi Rp 300 ribu dari Rp 275 ribu. Kalau naikkan lagi, kasihan penghuni dan mungkin mencari tempat lain,” kata Riduan, Minggu (4/7).
Haji Dullah, pemilik kos, mengatakan kenaikan tarif listrik berimbas pada perginya penghuni kos. Setelah memberitahukan kenaikan harga kos 10 persen, kini sudah 3 penghuni pindah.
Dullah mengaku menaikkan sewa kos memang tak terhindarkan. Apalagi kenaikan tarif listrik diikuti kenaikan harga barang-barang lain, termasuk sembako dan sayur-sayuran. “Mungkin inilah risiko yang harus ditanggung. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika tidak dinaikkan, saya sendiri yang akan susah,” ujarnya.(red)
Riduan, pemilik kos di Surabaya barat, mengatakan kenaikan tarif listrik per 1 Juli akan mempengaruhi kenaikan pembayaran listrik bulan berikutnya. Di sisi lain, dia tidak bisa menaikkan tarif sewa kos karena sudah menaikkan tarif pada Januari lalu.
Riduan akan melihat pengeluaran per bulan, sebanding atau tidak. Jika tidak, ia akan mengajak musyarawah penghuni kos untuk menentukan tarif. “Baru Januari lalu sewa saya naikkan menjadi Rp 300 ribu dari Rp 275 ribu. Kalau naikkan lagi, kasihan penghuni dan mungkin mencari tempat lain,” kata Riduan, Minggu (4/7).
Haji Dullah, pemilik kos, mengatakan kenaikan tarif listrik berimbas pada perginya penghuni kos. Setelah memberitahukan kenaikan harga kos 10 persen, kini sudah 3 penghuni pindah.
Dullah mengaku menaikkan sewa kos memang tak terhindarkan. Apalagi kenaikan tarif listrik diikuti kenaikan harga barang-barang lain, termasuk sembako dan sayur-sayuran. “Mungkin inilah risiko yang harus ditanggung. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika tidak dinaikkan, saya sendiri yang akan susah,” ujarnya.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar