Warta Jatim, Surabaya – Empat ratusan desa di Provinsi Jawa Timur rawan banjir dan tanah longsor. Wilayah rawan akan dipetakan untuk memudahkan antisipasi bencana.
Kepala Seksi Kesiagaan Satkorlak Penanggulangan Bencana Jawa Timur Mudjiono mengatakan, desa-desa rawan banjir dan longsor tersebut terdapat di 20 kabupaten/kota. “Kami sudah mempersiapkan proses penanganan bencana, mulai dari klasifikasi bencana hingga evakuasi korban,” ujar Mudjiono, Rabu (25/11).
Menurut Mudjiono, wilayah daerah aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo berpotensi besar terkena banjir. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur, terdapat 20 titik rawan banjir bandang.
“Masyarakat yang tinggal di lereng gunung harus mewaspadai tanah longsor. Bojonegoro, Gresik, Madiun, dan Ngawi tetap mendapat perhatian serius, karena sejak lama daerah langganan banjir,” kata Mudjiono. (red)
Kepala Seksi Kesiagaan Satkorlak Penanggulangan Bencana Jawa Timur Mudjiono mengatakan, desa-desa rawan banjir dan longsor tersebut terdapat di 20 kabupaten/kota. “Kami sudah mempersiapkan proses penanganan bencana, mulai dari klasifikasi bencana hingga evakuasi korban,” ujar Mudjiono, Rabu (25/11).
Menurut Mudjiono, wilayah daerah aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo berpotensi besar terkena banjir. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur, terdapat 20 titik rawan banjir bandang.
“Masyarakat yang tinggal di lereng gunung harus mewaspadai tanah longsor. Bojonegoro, Gresik, Madiun, dan Ngawi tetap mendapat perhatian serius, karena sejak lama daerah langganan banjir,” kata Mudjiono. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar