Warta Jatim, Surabaya - Puluhan anggota Aliansi Turunkan SBY-Boediono berunjuk rasa di depan gedung Grahadi, Jalan Pemuda Surabaya, Selasa (24/11). Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mundur, karena gagal memberantas mafia peradilan dan mengungkap skandal dugaan korupsi Bank Century.
Koordinator aksi Lukman Edy mengatakan, proses hukum tidak berpihak pada kebenaran. “Akibat pemerintah tidak becus, kami menuntut SBY-Boediono mundur dari jabatannya. Ini jalan terbaik.”
Selain berorasi, peserta unjuk rasa menggelar aksi teaterikal melempar handuk putih ke gambar Presiden Yudhoyono, sebagai simbol pemerintah keok, memberantas mafia peradilan.
Hermawan, anggota Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia, nyaris ditangkap polisi karena dinilai menghina Presiden. Namun, penangkapan dicegah massa peserta unjuk rasa. “Cara-cara ini seperti pola Orde Baru yang membungkam kebebasan berpendapat,” ujar Hermawan.
Aliansi Massa Turunkan SBY-Boediono terdiri atas Serikat Rakyat Miskin Indonesia, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia, Partai Rakyat Demokratik, dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. (red)
Koordinator aksi Lukman Edy mengatakan, proses hukum tidak berpihak pada kebenaran. “Akibat pemerintah tidak becus, kami menuntut SBY-Boediono mundur dari jabatannya. Ini jalan terbaik.”
Selain berorasi, peserta unjuk rasa menggelar aksi teaterikal melempar handuk putih ke gambar Presiden Yudhoyono, sebagai simbol pemerintah keok, memberantas mafia peradilan.
Hermawan, anggota Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia, nyaris ditangkap polisi karena dinilai menghina Presiden. Namun, penangkapan dicegah massa peserta unjuk rasa. “Cara-cara ini seperti pola Orde Baru yang membungkam kebebasan berpendapat,” ujar Hermawan.
Aliansi Massa Turunkan SBY-Boediono terdiri atas Serikat Rakyat Miskin Indonesia, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia, Partai Rakyat Demokratik, dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar