Warta Jatim, Surabaya - Kalangan seniman Surabaya mendesak Pemerintah Kota menambah anggaran pengelolaan Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Mereka menilai Pemerintah Kota tidak peduli terhadap nasib seniman yang menghidupkan budaya asli Jawa Timur.
Seorang seniman, Khusnan, mengatakan Pemkot Surabaya hanya memberikan dana penunjang kesenian di Taman Hiburan Rakyat Rp 10 juta per tahun. Padahal, untuk satu kali menggelar acara kesenian membutuhkan dana Rp 6 juta.
Akibatnya para seniman hanya mampu menggelar pertunjukan satu kali sebulan, dengan pendapatan bersih Rp 10 ribu per orang. “Untuk memenuhi kebutuhan hidup, kami harus mengamen dan menjual lukisan,” kata Khusnan, Kamis (19/11).
Khusnan khawatir Pemkot Surabaya tidak berniat merawat budaya asli Jawa Timur. Jika hal ini terus terjadi, masyarakat akan semakin sulit menyaksikan pertunjukan ketoprak, ludruk, dan wayang orang di Surabaya.
Di tempat terpisah, anggota Komisi D DPRD Surabaya Masduki Toha mengatakan, anggaran pengelolaan THR Surabaya tahun 2010 akan naik menjadi Rp 670 juta dari anggaran tahun 2009 Rp 39 juta. “Kalau memang benar yang diterima para seniman hanya Rp 10 juta, kami akan menyelidiki. Berdasarkan APBD tahun 2009, mereka berhak menerima Rp 39 juta per tahun.”
Dari Taman Hiburan Rakyat Surabaya muncul sejumlah nama besar seniman panggung. Salah satunya grup lawak Srimulat yang namanya moncer setelah rutin mengisi acara di taman hiburan rakyat ini. (red)
Seorang seniman, Khusnan, mengatakan Pemkot Surabaya hanya memberikan dana penunjang kesenian di Taman Hiburan Rakyat Rp 10 juta per tahun. Padahal, untuk satu kali menggelar acara kesenian membutuhkan dana Rp 6 juta.
Akibatnya para seniman hanya mampu menggelar pertunjukan satu kali sebulan, dengan pendapatan bersih Rp 10 ribu per orang. “Untuk memenuhi kebutuhan hidup, kami harus mengamen dan menjual lukisan,” kata Khusnan, Kamis (19/11).
Khusnan khawatir Pemkot Surabaya tidak berniat merawat budaya asli Jawa Timur. Jika hal ini terus terjadi, masyarakat akan semakin sulit menyaksikan pertunjukan ketoprak, ludruk, dan wayang orang di Surabaya.
Di tempat terpisah, anggota Komisi D DPRD Surabaya Masduki Toha mengatakan, anggaran pengelolaan THR Surabaya tahun 2010 akan naik menjadi Rp 670 juta dari anggaran tahun 2009 Rp 39 juta. “Kalau memang benar yang diterima para seniman hanya Rp 10 juta, kami akan menyelidiki. Berdasarkan APBD tahun 2009, mereka berhak menerima Rp 39 juta per tahun.”
Dari Taman Hiburan Rakyat Surabaya muncul sejumlah nama besar seniman panggung. Salah satunya grup lawak Srimulat yang namanya moncer setelah rutin mengisi acara di taman hiburan rakyat ini. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar