Warta Jatim, Surabaya - Kampanye terbuka calon presiden dan wakil presiden tidak banyak berpengaruh terhadap dukungan dan perolehan suara Pemilihan Presiden 2009. Meski kampanye terbuka efektif untuk menyampaikan visi dan misi sang calon, pemilih akan bersikap rasional.
Pandangan tersebut dilontarkan Haryadi, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya. Dia mengakui masih ada pemilih yang tidak rasional, namun jumlahnya tidak sebanyak yang rasional. Salah satu buktinya adalah hasil pemilu legislatif dan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Pemilih yang tidak rasional biasanya lebih memilih figur. Hal itu berbeda dari pemilih rasional yang lebih melihat track record calon presiden dan wakil presiden,” kata Haryadi di Surabaya, Rabu (24/6).
Haryadi memperkirakan, meski ada riak kecil, Pemilihan Presiden 2009 akan berlangsung dalam suasana kondusif. Permasalahan yang akan timbul adalah soal daftar pemilih tetap dan berkurangnya tempat pemungutan suara (TPS) dibandingkan saat pemilihan legislatif lalu.
“Sebenarnya berkurangnya jumlah TPS tidak masalah. Namun, nantinya bisa digunakan oleh pasangan yang kalah sebagai skenario kecurangan,” kata Haryadi. (red)
Pandangan tersebut dilontarkan Haryadi, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya. Dia mengakui masih ada pemilih yang tidak rasional, namun jumlahnya tidak sebanyak yang rasional. Salah satu buktinya adalah hasil pemilu legislatif dan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Pemilih yang tidak rasional biasanya lebih memilih figur. Hal itu berbeda dari pemilih rasional yang lebih melihat track record calon presiden dan wakil presiden,” kata Haryadi di Surabaya, Rabu (24/6).
Haryadi memperkirakan, meski ada riak kecil, Pemilihan Presiden 2009 akan berlangsung dalam suasana kondusif. Permasalahan yang akan timbul adalah soal daftar pemilih tetap dan berkurangnya tempat pemungutan suara (TPS) dibandingkan saat pemilihan legislatif lalu.
“Sebenarnya berkurangnya jumlah TPS tidak masalah. Namun, nantinya bisa digunakan oleh pasangan yang kalah sebagai skenario kecurangan,” kata Haryadi. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar