Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Kamis, 18 Juni 2009

Tiada Santunan Senilai Nyawa


Keluarga Bunali menuntut pertanggungjawaban atas kematian Siti Khoiyaroh. Santunan saja Rata Penuhtidak cukup.

MENGETAHUI Siti Khoiyaroh meninggal, Bunali dan Sumariyah shock. Meski menerima nasib, suami istri ini tidak bisa menerima penyebab kematian anak mereka.

Setelah pemakaman jasad mungil Khoiyaroh di Kampung Mangar, Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Sampang, Madura, keluarga besar Bunali dan Sumariyah langsung berkoordinasi. Dalam “rapat” kilat mereka memutuskan menuntut pertanggungjawaban Pemerintah Kota Surabaya dan Satpol PP Surabaya. Nurul Jahid, kepala desa, mendukung langkah keluarga besar Bunali.

Bunali menginginkan tindakan hukum yang tegas terhadap Satpol PP yang melakukan kesalahan fatal tersebut. “Sebagai orang kecil, saya hanya meminta kepolisian mengusut tuntas kasus ini,” ujarnya. Bunali mengancam membawa masalah ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia jika tidak ada kejelasan dan sikap tegas aparat.

Setelah penertiban PKL yang berujung maut itu Pemkot Surabaya memberhentikan Utomo dari jabatan Kepala Satpol PP. Pemkot juga menonaktifkan Wahyudi, komandan peleton, yang saat ini ditahan di Polsek Genteng, karena dinilai bertanggung jawab dalam kasus tersebut.

Bunali mengakui Pemkot telah meminta maaf dan memberikan ucapan duka cita atas kematian Siti Khoiyaroh. Pemkot memang telah memberikan bantuan Rp 35 juta, biaya pengobatan, peminjaman dua ambulans, serta biaya pemakaman. Namun, hal itu dinilai Bunali tidak akan pernah bisa mengganti nyawa Siti Khoiyaroh.

Bunali belum bisa melupakan tingkah polah lucu Siti Khoiyaroh. Terlebih, pada malam sebelum peristiwa nahas itu Khoiyaroh bercanda dengan kedua orang tuanyabeberapa saat sebelum tidur. Kini hidup Bunali dan Sumariyah terasa hampa tanpa kehadiran putri tercinta itu. “Banyak kenangan indah selama 4,5 tahun yang kami alami,” ujar Bunali sambil menyeka air mata yang membasahi pipi. (Habis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar