Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Selasa, 23 Juni 2009

Selamat dari Syahwat Majikan


Buruh migran Indonesia berusaha lepas dari satu pemerkosa ke pemerkosa lain. Akhirnya meringkuk di tahanan Arab Saudi.

DI sebuah rumah nonpermanen berlantai tanah, seorang perempuan duduk di kursi ruang tamu. Bersama anaknya, perempuan tersebut asyik menikmati tayangan berita salah satu stasiun televisi swasta.

Siti Romlah, 31 tahun, mengakui menonton televisi kini menjadi rutinitasnya sehari-hari sejak pulang dari Arab Saudi, 19 Januari lalu. Siti yang kini kembali berkumpul suaminya, Agus Santoso, 33 tahun, dan kedua anaknya, bisa menikmati hidup dengan sedikit tenang. Sebelumnya ia mencari nafkah di Arab Saudi selama tiga tahun.

Seperti buruh migran lain, Siti Romlah memiliki banyak cerita duka selama bekerja di negeri orang. November 2006 Siti diantar kenalannya berangkat menuju PT Ceria Jaya, agen tenaga kerja di Kediri, Jawa Timur. Lulusan madrasah ibtidaiyah ini memilih Arab Saudi sebagai tujuan bekerja, karena tidak menguasai bahasa asing selain bahasa Arab.

Pada Desember 2006 Siti Romlah diberangkatkan. Dalam surat keterangan yang diberikan PT Sapta Rejeki, dia akan dipekerjakan pada keluarga Anas Abdul Azis Al Mursad. “Saat itu saya sudah memiliki pikiran dan rancangan untuk kehidupan rumah tangga saya. Mulai dari gaji yang akan saya kirim, hingga pembelian perabot rumah tangga,” tuturnya.

Impian indah itu pudar. Sampai di rumah Abdul Azis, ternyata Siti Romlah dipekerjakan pada Abdul Qarim Al Qarawi. Siti menanyakan alasan pemindahan tersebut. Abdul Azis pun mengaku hanya sebagai perantara buruh migran.

Kepalang basah, Siti Romlah menurut saja. Selama bekerja di rumah Abdul Qarim, tanggung jawabnya mengasuh dua cucu yang masih berusia satu bulan dan dua bulan.

Satu tahun bekerja, Siti Romlah diusir sang majikan. Ia pun dititipkan Abdul Azis kepada Khalid Abdul Azis Mansur Al Turki yang pada saat itu membutuhkan pembantu rumah tangga.

Dari Mansur inilah kisah pilu Siti berawal. Tangan jahil Mansur kerap mencolek tubuh Siti. Bahkan, beberapa kali Mansur berusaha memperkosa Siti Romlah.

Mansur seakan tidak kehilangan akal untuk menikmati tubuh Siti. Mansur merayu dengan memberikan minuman jus. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah Siti. Mansur yang tak bisa menahan nafsu birahinya, tiba-tiba mendekap tubuh Siti. Sekuat tenaga Siti melawan dan berhasil meloloskan diri.

Nahas, saat lari dari kejaran Mansur, Siti terpeselet dari tangga dan jatuh. Ia pun dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kaki Siti Romlah mendapatkan 20 jahitan.

Setelah kejadian itu Siti Romlah pindah bekerja pada majikan seorang kiai. Namun, Siti kembali apes. Untuk kesekian kali Siti nyaris menjadi korban pemerkosaan.

Merasa tidak kuat lagi, Siti Romlah meloncat dari tembok rumah majikan setinggi tiga meter. Tanpa bekal apa pun ia mencegat taksi yang melintas dan minta diantar ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh.

Perjalanan menuju KBRI tidak berjalan mulus. Taksi yang ditumpangi dihentikan polisi. Siti Romlah yang saat itu tidak membawa bekal dan surat-surat penting langsung digelandang ke kantor polisi.

Setelah menjalani pemeriksaan verbal, Siti Romlah dijebloskan ke tahanan. Selanjutnya berkas perkaranya dilimpahkan ke Pengadilan Riyadh. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar