Warta Jatim, Surabaya – Sebanyak 15.089 siswa sekolah menengah umum dan kejuruan di Provinsi Jawa Timur, tidak lulus ujian nasional. Tahun lalu, siswa yang tidak lulus di Jatim mencapai 10.065 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Suwanto mengatakan, dari 203.508 siswa SMU yang mengikuti ujian nasional, 8.915 siswa dinyatakan tidak lulus. Sedangkan, 112. 562 siswa sekolah kejuruan yang mengikuti ujian nasional, 6.174 tidak lulus. “Jumlah ini meningkat tajam dari tahun lalu,” ujar Suwanto, Senin (15/6).
Menurut Suwanto, pihaknya akan megevaluasi sistem pendidikan di Jatim, agar kejadian serupa tidak terulang. Dia berharap, semua pihak menerima hasil ini kelulusan ini.
Di tempat terpisah, pengurus SMU Wali Songo, Surabaya, yang seluruh siswanya tidak lulus ujian nasional memilih mengganti nama sekolah. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ki Ishaq Iso Maloko mengatakan, sekolah berganti nama karena pemberitaan salah satu surat kabar Surabaya yang membuat kredibilitas sekolah turun.
Padahal menurut Ishaq, siswa mendapat nilai jeblok hanya pada mata pelajaran sosiologi. Sedangkan pada mata pelajaran lainnya, nilai ujian lumayan tinggi, yaitu 6-8. “Kami hanya punya 11 siswa kelas III. Sedangkan, siswa kelas I dan II, sejak tahun lalu sudah keluar karena ada masalah internal,” ujar Ishaq.
Ishaq mengatakan, pihaknya akan melapor ke Dinas Pendidikan Surabaya, terkait pergantian nama ini. Menurut dia, SMU Wali Songo akan berganti nama menjadi SMU Rajawali. (red)
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Suwanto mengatakan, dari 203.508 siswa SMU yang mengikuti ujian nasional, 8.915 siswa dinyatakan tidak lulus. Sedangkan, 112. 562 siswa sekolah kejuruan yang mengikuti ujian nasional, 6.174 tidak lulus. “Jumlah ini meningkat tajam dari tahun lalu,” ujar Suwanto, Senin (15/6).
Menurut Suwanto, pihaknya akan megevaluasi sistem pendidikan di Jatim, agar kejadian serupa tidak terulang. Dia berharap, semua pihak menerima hasil ini kelulusan ini.
Di tempat terpisah, pengurus SMU Wali Songo, Surabaya, yang seluruh siswanya tidak lulus ujian nasional memilih mengganti nama sekolah. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ki Ishaq Iso Maloko mengatakan, sekolah berganti nama karena pemberitaan salah satu surat kabar Surabaya yang membuat kredibilitas sekolah turun.
Padahal menurut Ishaq, siswa mendapat nilai jeblok hanya pada mata pelajaran sosiologi. Sedangkan pada mata pelajaran lainnya, nilai ujian lumayan tinggi, yaitu 6-8. “Kami hanya punya 11 siswa kelas III. Sedangkan, siswa kelas I dan II, sejak tahun lalu sudah keluar karena ada masalah internal,” ujar Ishaq.
Ishaq mengatakan, pihaknya akan melapor ke Dinas Pendidikan Surabaya, terkait pergantian nama ini. Menurut dia, SMU Wali Songo akan berganti nama menjadi SMU Rajawali. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar