Warta Jatim, Surabaya - Banyaknya permasalahan yang menimpa buruh migran Indonesia membuat Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memutuskan menghentikan pengiriman tenaga kerja ke Malaysia dalam waktu yang tidak ditentukan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Situbondo Iskandar Nur Farsah mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai mekanisme penghentian pengiriman BMI. "Sebagai salah satu daerah penyumbang BMI di Jatim, kami siap melakukan langkah terbaik untuk perlindungan BMI asal Situbondo," kata Iskandar di kantor Disnakertrans Jatim, Surabaya, Senin ( 22/6).
Iskandar mengatakan, keputusan penghentian pengiriman BMI selanjutnya akan disosialisasikan kepada perangkat desa untuk diwartakan ke masyarakat. Dia berharap masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri mengerti dan menaati keputusan tersebut.
Jumlah buruh migran asal Situbondo yang dikirim ke Malaysia terus meningkat. Misalnya selama Januari - Mei 2009 sekitar 90 buruh migran asal Situbondo berangkat ke Malaysia. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2007, yakni 43 orang, dan tahun 2008 hanya 32 orang. "Memang jumlah BMI yang bekerja di Malaysia jauh lebih sedikit dibandingkan yang bekerja di Timur Tengah dan Asia Pasifik, namun keberadaan mereka harus tetap diperhatikan," kata Iskandar.
Diperkirakan buruh migran tidak berdokumen asal Situbondo cukup banyak dibandingkan yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (red)
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Situbondo Iskandar Nur Farsah mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai mekanisme penghentian pengiriman BMI. "Sebagai salah satu daerah penyumbang BMI di Jatim, kami siap melakukan langkah terbaik untuk perlindungan BMI asal Situbondo," kata Iskandar di kantor Disnakertrans Jatim, Surabaya, Senin ( 22/6).
Iskandar mengatakan, keputusan penghentian pengiriman BMI selanjutnya akan disosialisasikan kepada perangkat desa untuk diwartakan ke masyarakat. Dia berharap masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri mengerti dan menaati keputusan tersebut.
Jumlah buruh migran asal Situbondo yang dikirim ke Malaysia terus meningkat. Misalnya selama Januari - Mei 2009 sekitar 90 buruh migran asal Situbondo berangkat ke Malaysia. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2007, yakni 43 orang, dan tahun 2008 hanya 32 orang. "Memang jumlah BMI yang bekerja di Malaysia jauh lebih sedikit dibandingkan yang bekerja di Timur Tengah dan Asia Pasifik, namun keberadaan mereka harus tetap diperhatikan," kata Iskandar.
Diperkirakan buruh migran tidak berdokumen asal Situbondo cukup banyak dibandingkan yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar