Warta Jatim, Surabaya - Kelangkaan pupuk di Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir ini dinilai paling parah selama lima tahun terakhir. Pemerintah dianggap tidak peduli pada nasib petani.
Ketua Komisi B DPRD Jatim Alimudji mengatakan, ketidakpedulian pemerintah terhadap nasib petani diperparah dengan permainan harga pupuk yang dilakukan distributor dan pedagang. Permainan nakal distributor itu menyebabkan harga pupuk semakin tidak terkendali.
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, DPRD akan merekomendasikan Pemprov Jatim serta perusahaan pupuk Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim mengganti distributor pupuk mereka. "Kami akan segera mengirim surat kepada mereka agar segera mengganti distributor pupuk yang meresahkan petani," kata Alimudji, Senin (24/11).
Alimudji berharap para petani menggunakan pupuk organik yang lebih terjamin pengadaannya, murah, serta tidak merusak tanaman. Sebab, penggunaan pupuk kimia di Jatim saat ini mengakibatkan stuktur tanah berubah.
Komisi B DPRD Jatim akan membahas masalah kenaikan harga pupuk dengan mengundang Dinas Pertanian, PT Petrokimia Gresik, serta distributor pupuk. "Jika tidak segera diselesaikan, saya khawatir keberadaan petani. Karena Jatim setiap tahun membutuhkan pupuk 1,4 juta ton. Bisa dibayangkan, jika harga pupuk melonjak tajam, bagaimana nasib petani dan masyarakat nantinya," kata Alimudji. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar