Setia Purwaka mempersilahkan siapa pun, termasuk pasangan calon gubernur, melaporkan dugaan terjadinya kecurangan dalam penghitungan suara yang akan dilakukan siang ini. "Kita ini negara hukum. Jadi, silahkan laporkan ke pemerintah jika terbukti terjadi intervensi dalam penghitungan suara ini," kata Setia Perwaka saat meninjau persiapan penghitungan suara Pilkada Gubernur putaran II di kantor KPUD, Surabaya, Selasa (11/11).
Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja mengaku siap mengamankan penghitungan manual yang dilakukan KPUD Jatim. Pihaknya telah menyiapkan 1.500 personel untuk pengamanan. Pihaknya juga memiliki data pembanding hasil penghitungan suara. Dia menjamin data yang dimiliki Polda Jatim sangat valid, karena lembar surat suara tersebut telah diberi porporasi dan cap tiga warna.
Jika terjadi perbedaan data dengan hasil penghitungan suara manual yang dilakukan KPUD Jatim, data tersebut bisa diperiksa dan dicocokkan. "Jika ada perbedaan, saya berani berkata milik KPU pasti salah. Karena milik kami sudah ada autentifikasinya. Selain itu, data Polda sangat lengkap dari tingkat tempat pemungutan suara (TPS), hingga kabupaten atau kota," ujar Herman.
Eddy Wahyudi, pengamat politik dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, menilai penghitungan suara hasil Pemilihan Gubernur putaran II yang dilakukan KPUD Jatim rawan konflik. Sebab, berdasarkan hasil penghitungan cepat beberapa lembaga survei, pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono dinyatakan menang dalam pemilihan tersebut.
Menurut Eddy Wahyudi, kisruh akan terjadi bila dalam penghitungan manual nanti yang menang pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Apalagi saat ini kedua kubu calon mengklaim telah meraih kemenangan. "Selama ini lembaga survei mengklaim hasil mereka tidak pernah meleset. Hal inilah yang dijadikan pegangan masyarakat. Jika hasil penghitungan manual KPUD Jatim berbeda, akan menimbulkan kecurigaan bagi masyarakat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar