Warta Jatim, Surabaya - Dari 40 ribu buruh migran asal Jawa Timur tiap tahun, sekitar 5.000 orang berangkat melalui jalur ilegal. Mereka menjadi buruh migran ilegal akibat penipuan calo.
Koordinator International Labour Organization Jawa Timur Mohammad Nour mengatakan, mayoritas buruh ilegal bekerja di perkebunan atau perusahaan konstruksi di Malaysia. Sebagian lagi bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi, Kuwait, dan kawasan Timur Tengah lainnya.
Kebanyakan buruh migran ilegal menjadi korban penipuan calo sehingga tidak memiliki dokumen lengkap. “Mereka biasanya berasal dari beberapa daerah basis buruh migran seperti Ngawi, Madiun, Madura, dan daerah sekitar tapal kuda seperti Bondowoso dan Jember,” ujar Mohammad Nour, Selasa (16/2).
Calo perekrut buruh migran leluasa beroperasi karena Dinas Tenaga Kerja minim memberikan informasi mengenai kesempatan bekerja di luar negeri. Hal itu dimanfaatkan calo untuk menipu calon buruh migran.
Di tempat terpisah, Kepala Disnakertrans dan Kependudukan Jatim Indra Wiragana mengatakan sudah maksimal mensosialisasikan syarat bekerja di luar negeri kepeda calon buruh migran. “Kami sudah menyebarkan imbauan berisi tata cara dan sosialisasi pengiriman buruh migran di tiap kelurahan dan desa. Namun, masih tetap saja kecolongan,” ujarnya.
Indra menuding minimnya kualitas sumber daya manusia calon buruh migran yang menyuburkan penipuan. Fasilitas dan anggaran yang minim juga menyulitkan pemberantasan praktik buruh migran ilegal. (red)
Koordinator International Labour Organization Jawa Timur Mohammad Nour mengatakan, mayoritas buruh ilegal bekerja di perkebunan atau perusahaan konstruksi di Malaysia. Sebagian lagi bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi, Kuwait, dan kawasan Timur Tengah lainnya.
Kebanyakan buruh migran ilegal menjadi korban penipuan calo sehingga tidak memiliki dokumen lengkap. “Mereka biasanya berasal dari beberapa daerah basis buruh migran seperti Ngawi, Madiun, Madura, dan daerah sekitar tapal kuda seperti Bondowoso dan Jember,” ujar Mohammad Nour, Selasa (16/2).
Calo perekrut buruh migran leluasa beroperasi karena Dinas Tenaga Kerja minim memberikan informasi mengenai kesempatan bekerja di luar negeri. Hal itu dimanfaatkan calo untuk menipu calon buruh migran.
Di tempat terpisah, Kepala Disnakertrans dan Kependudukan Jatim Indra Wiragana mengatakan sudah maksimal mensosialisasikan syarat bekerja di luar negeri kepeda calon buruh migran. “Kami sudah menyebarkan imbauan berisi tata cara dan sosialisasi pengiriman buruh migran di tiap kelurahan dan desa. Namun, masih tetap saja kecolongan,” ujarnya.
Indra menuding minimnya kualitas sumber daya manusia calon buruh migran yang menyuburkan penipuan. Fasilitas dan anggaran yang minim juga menyulitkan pemberantasan praktik buruh migran ilegal. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar