Warta Jatim, Surabaya – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur akan mengusulkan tidak memilih atau golongan putih pada pemilu 2014 dalam Muktamar NU tahun 2010. Ulama NU kecewa atas hasil Pemilu Presiden 2009 yang dinilai tidak bermanfaat bagi masyarakat.
Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim Miftachul Akhyar menilai warga NU tidak lagi sami’na wa atho’na (patuh) kepada kiai. Ajakan moral kiai dalam pilpres lalu dikalahkan pamor bantuan langsung tunai (BLT), beras untuk rakyat miskin, dan program pemerintah lainnya yang dinilai menjerumuskan.
Menurut Miftachul, sistem politik harus segera dibenahi. Salah satunya dengan menghapuskan sistem pemilihan langsung. “Pemilihan langsung menyebabkan pragmatisme politik. Salah satunya, maraknya praktik suap dan money politic.”
Dia berharap keluarga besar NU lebih waspada terhadap masuknya paham yang merusak dan memecah belah warga Nahdlatul Ulama dan bangsa. “Warga NU harus bertindak dengan cepat. Saya melihat saat ini ada kelompok yang ingin memisahkan kiai dengan warga NU. Ini harus segera disikapi,” ujar Miftachul Akhyar, Jumat (10/7). (red)
Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim Miftachul Akhyar menilai warga NU tidak lagi sami’na wa atho’na (patuh) kepada kiai. Ajakan moral kiai dalam pilpres lalu dikalahkan pamor bantuan langsung tunai (BLT), beras untuk rakyat miskin, dan program pemerintah lainnya yang dinilai menjerumuskan.
Menurut Miftachul, sistem politik harus segera dibenahi. Salah satunya dengan menghapuskan sistem pemilihan langsung. “Pemilihan langsung menyebabkan pragmatisme politik. Salah satunya, maraknya praktik suap dan money politic.”
Dia berharap keluarga besar NU lebih waspada terhadap masuknya paham yang merusak dan memecah belah warga Nahdlatul Ulama dan bangsa. “Warga NU harus bertindak dengan cepat. Saya melihat saat ini ada kelompok yang ingin memisahkan kiai dengan warga NU. Ini harus segera disikapi,” ujar Miftachul Akhyar, Jumat (10/7). (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar