Warta Jatim, Surabaya - Kelangkaan minyak tanah di Surabaya disebabkan pengurangan pasokan PT Pertamina. Perusahaan minyak negara itu diperkirakan hanya akan memasok minyak tanah untuk 10% pelanggan di Surabaya.
Humas PT Pertamina Regional V di Surabaya Eviyanti Rofraida mengatakan, hingga awal Agustus 2008 sebanyak 50% persediaan minyak tanah ditarik dari pasaran dan pada akhir Agustus penarikan mencapai 60%.
Eviyanti menyatakan penarikan persediaan minyak tanah itu konsekuensi program konversi minyak ke liquid petroleum gas (LPG). Aturan yang dibuat pemerintah menyebutkan setelah 80% konversi di satu wilayah dijalankan, minyak tanah akan ditarik dari wilayah itu. "Masyarakat perlu tahu, yang terjadi saat ini bukan kelangkaan, namun memang (minyak) ditarik pelan-pelan," kata Eviyanti, Senin (11/8).
Meski demikian, Eviyanti membantah Pertamina telah menarik seluruh persediaan minyak di Surabaya. Sebelum penarikan, akan dilakukan evaluasi mengenai jumlah minyak yang akan ditarik dari pasaran. "Selain memperhitungkan pembagian paket konversi dengan penarikan minyak tanah, kami juga mengecek persediaan paket LPG 3 kilogram di agen-agen yang telah ditunjuk," katanya.
Eviyanti Rofraida meminta masyarakat tidak khawatir, karena Pertamina menjamin ketersediaan minyak tanah di Surabaya. Untuk memenuhi kebutuhan bulan Ramadan yang segera datang Pertamina akan menambah pasokan minyak tanah ke agen-agen dan pengecer.
Bendahara Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya Eddy Wahyudi menyesalkan penarikan minyak tanah di Surabaya. Dia menilai sosialisasi konversi minyak tanah ke gas masih kurang. Pertamina juga dinilai tidak siap melaksanakan program konversi di Surabaya.
"Jika Pertamina siap dengan program konversi, tentu masyarakat tidak akan mengalami kelangkaan minyak tanah. Pertamina harus memperhitungkan kerugian masyarakat akibat kelangkaan itu," ujar Eddy. (red)
Humas PT Pertamina Regional V di Surabaya Eviyanti Rofraida mengatakan, hingga awal Agustus 2008 sebanyak 50% persediaan minyak tanah ditarik dari pasaran dan pada akhir Agustus penarikan mencapai 60%.
Eviyanti menyatakan penarikan persediaan minyak tanah itu konsekuensi program konversi minyak ke liquid petroleum gas (LPG). Aturan yang dibuat pemerintah menyebutkan setelah 80% konversi di satu wilayah dijalankan, minyak tanah akan ditarik dari wilayah itu. "Masyarakat perlu tahu, yang terjadi saat ini bukan kelangkaan, namun memang (minyak) ditarik pelan-pelan," kata Eviyanti, Senin (11/8).
Meski demikian, Eviyanti membantah Pertamina telah menarik seluruh persediaan minyak di Surabaya. Sebelum penarikan, akan dilakukan evaluasi mengenai jumlah minyak yang akan ditarik dari pasaran. "Selain memperhitungkan pembagian paket konversi dengan penarikan minyak tanah, kami juga mengecek persediaan paket LPG 3 kilogram di agen-agen yang telah ditunjuk," katanya.
Eviyanti Rofraida meminta masyarakat tidak khawatir, karena Pertamina menjamin ketersediaan minyak tanah di Surabaya. Untuk memenuhi kebutuhan bulan Ramadan yang segera datang Pertamina akan menambah pasokan minyak tanah ke agen-agen dan pengecer.
Bendahara Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya Eddy Wahyudi menyesalkan penarikan minyak tanah di Surabaya. Dia menilai sosialisasi konversi minyak tanah ke gas masih kurang. Pertamina juga dinilai tidak siap melaksanakan program konversi di Surabaya.
"Jika Pertamina siap dengan program konversi, tentu masyarakat tidak akan mengalami kelangkaan minyak tanah. Pertamina harus memperhitungkan kerugian masyarakat akibat kelangkaan itu," ujar Eddy. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar