Warta Jatim, Surabaya - Polemik soal kaum muda dan tua dalam pencalonan presiden mendatang disesali Amien Rais. Menurut Penasihat PP Muhammadiyah ini, polemik tersebut tidak etis, terlebih tiap pihak merasa paling berhak menjadi calon presiden.
Ditemui pada acara peletakan batu pertama Masjid Sholihin di Jalan Tambak Segaran, Surabaya, Amien Rais mengatakan, polemik itu harus segera diakhiri. Semua pihak harus membangun demokrasi yang bagus dan kesatria serta berhak mengusulkan calonnya secara bebas. Bebas yang dimaksud adalah tanpa memandang tua atau muda, sipil atau militer, perempuan atau lelaki, Jawa atau luar Jawa.
"Karena itu, bila ada pihak yang melarang dan mendiskreditkan salah satu calon, itu perbuatan ngawur. Biarkan saja mereka mencalonkan, toh nanti rakyat yang akan memilih siapa yang pantas memimpin Indonesia."
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional dan Ketua MPR ini mengatakan, pembatasan usia calon presiden akan menimbulkan konflik. Apalagi ada yang terang-terangan mengeluarkan pernyataan usia di atas 50 tahun tidak pantas menjadi presiden. Begitu pula sebaliknya.
"Mereka yang menilai dirinya pantas menjadi calon pemimpin negeri ini sangat takabur dan tidak tahu diri. Siapa pun harus berhenti untuk memperdebatkan hal ini. Masih banyak yang harus dikerjakan daripada ngurusin capres di Pemilu 2009."
Pada kesempatan itu Amien Rais menyatakan komitmennya sebagai Dewan Penasihat Partai Amanat Nasional tidak melindungi kader partai yang terlibat korupsi.
"Siapa pun yang melakukan korupsi harus ditindak tegas, termasuk kader PAN, yang jelas-jelas terbukti melakukan korupsi. Bila perlu pecat saja sekalian, karena ini sangat menyakitkan rakyat," kata Amien Rais. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar