Warta Jatim, Surabaya - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Jawa Timur, memprotes pernyataan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Surabaya, yang menyebutkan air tanah di kawasan pelabuhan Tanjung Perak layak konsumsi.
Prigi Arisandi, Direktur Ecoton mengatakan, informasi yang diberikan BTKL menyesatkan publik. Menurut dia, standar kelayakan air di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, seperti sungai Kalimas, tidak mendapat rekomendasi untuk digunakan sebagai sumber air bersih, apalagi untuk dikonsumsi.
“Bila sungai Kalimas tercemar, otomatis saluran air bawah tanah di sekitarnya, termasuk kawasan pelabuhan Tanjung Perak, juga tidak layak konsumsi,” ujar Prigi, Jumat (29/5).
Menurut Prigi, kandungan bakteri ecoli di kawasan pelabuhan Tanjung Perak melebihi ambang batas yang ditetapkan Departemen Kesehatan. “Jumlah bakteri ecoli di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, mencapai 1.000 hingga 2.600 jumlah perkiraan terdekat per mililiter. Kalau dinyatakan layak konsumsi, BTKL mendapatkan teori dari mana?”
Sebelumnya, Kepala BTKL Surabaya, Bambang Wahyudi menyatakan, air tanah di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya layak konsumsi. Menurut dia, berapa pun jumlah kandungan bakteri ecoli dalam air, akan mati jika dipanaskan pada suhu maksimum. (red)
Prigi Arisandi, Direktur Ecoton mengatakan, informasi yang diberikan BTKL menyesatkan publik. Menurut dia, standar kelayakan air di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, seperti sungai Kalimas, tidak mendapat rekomendasi untuk digunakan sebagai sumber air bersih, apalagi untuk dikonsumsi.
“Bila sungai Kalimas tercemar, otomatis saluran air bawah tanah di sekitarnya, termasuk kawasan pelabuhan Tanjung Perak, juga tidak layak konsumsi,” ujar Prigi, Jumat (29/5).
Menurut Prigi, kandungan bakteri ecoli di kawasan pelabuhan Tanjung Perak melebihi ambang batas yang ditetapkan Departemen Kesehatan. “Jumlah bakteri ecoli di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, mencapai 1.000 hingga 2.600 jumlah perkiraan terdekat per mililiter. Kalau dinyatakan layak konsumsi, BTKL mendapatkan teori dari mana?”
Sebelumnya, Kepala BTKL Surabaya, Bambang Wahyudi menyatakan, air tanah di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya layak konsumsi. Menurut dia, berapa pun jumlah kandungan bakteri ecoli dalam air, akan mati jika dipanaskan pada suhu maksimum. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar