Warta Jatim, Surabaya – Pemantauan Pemilihan Umum 2009 dipastikan tidak maksimal. Hingga kini tidak satu pun lembaga mendaftar sebagai pemantau pemilu. Pada Pemilu 2004 sebanyak 5 lembaga mendaftar sebagai pemantau pemilu dan mempekerjakan 750 relawan.
Anggota KPU Surabaya Edward Dewaruci mengatakan, tidak adanya lembaga yang mendaftar sebagai pemantau pemilu tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi juga di daerah lain, termasuk KPU Pusat.
Menurut dia, tidak adanya lembaga pemantau dalam pemilu, membuat ketidakseimbangan electoral system. “Soal minimnya lembaga pemantau, saya tidak mengetahui alasannya. Saya hanya menduga masalah dana membuat beberapa lembaga pemantau tidak lagi beroperasi,” kata Edward, Rabu (18/2).
Edward mengusulkan sejumlah jalan keluar menyikapi masalah ini. Salah satunya menjadikan media massa sebagai alternatif memantau pelaksanaan Pemilu 2009. “Ada tidaknya lembaga pemantau, pemilu harus tetap dilaksanakan. Karena itu, kita sudah menyiapkan langkah-langkah alternatif untuk mengatasi hal tersebut,” ujarnya. (red)
Anggota KPU Surabaya Edward Dewaruci mengatakan, tidak adanya lembaga yang mendaftar sebagai pemantau pemilu tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi juga di daerah lain, termasuk KPU Pusat.
Menurut dia, tidak adanya lembaga pemantau dalam pemilu, membuat ketidakseimbangan electoral system. “Soal minimnya lembaga pemantau, saya tidak mengetahui alasannya. Saya hanya menduga masalah dana membuat beberapa lembaga pemantau tidak lagi beroperasi,” kata Edward, Rabu (18/2).
Edward mengusulkan sejumlah jalan keluar menyikapi masalah ini. Salah satunya menjadikan media massa sebagai alternatif memantau pelaksanaan Pemilu 2009. “Ada tidaknya lembaga pemantau, pemilu harus tetap dilaksanakan. Karena itu, kita sudah menyiapkan langkah-langkah alternatif untuk mengatasi hal tersebut,” ujarnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar