Warta Jatim, Gresik - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Gresik, Jawa Timur, menyebabkan air Kali Tengah dan Kali Brantas meluap dan merendam beberapa kawasan. Di Kecamatan Driyorejo, 2.700 rumah tergenang air setinggi 30 cm hingga 1 meter.
Kapolsek Driyorejo AKP Suhartono mengatakan, 2.700 rumah yang tergenang air bah tersebar di lima desa, yakni Bambe, Driyorejo, Krikilan, Cangkir, dan Sumput. Untuk menjaga segala kemungkinan, Muspika Driyorejo dan para kepala langsung mendirikan posko pengungsian di balai desa masing-masing.
"Kami juga mendirikan beberapa dapur umum di rumah warga yang masih aman dari banjir. Bantuan seperti makanan, air bersih, dan selimut sudah kami distribusikan ke beberapa tempat," kata Suhartono, Minggu (1/2).
Banjir terparah melanda Perumahan Sumput Asri di Desa Sumput. Tidak kurang dari 1.300 rumah tergenang. Sedangkan di Desa Driyorejo 869 rumah, Bambe 209 rumah, Krikilan 206 rumah, dan Cangkir 32 rumah.
Suhartono memperkirakan banjir di kawasan Driyorejo akan terus berlanjut karena curah hujan masih tinggi. Selain itu air Kali Tengah dan Kali Brantas terus meluap sehingga tidak mampu menampung air dari kawasan Jombang dan Mojokerto. Dia mengingatkan masyarakat di sepanjang dua sungai itu waspada.
Selain di wilayah Driyorejo, banjir juga menerjang empat desa di Kecamatan Benjeng, Desa Delik Sumber, Sedapur Klagen, Bulang Kulon, dan Loudo. Bahkan di kawasan ialiran Bengawan Solo ini ketinggian air mencapai atap rumah.
Beberapa warga mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Sebagian warga enggan mengungsi karena takut rumah mereka dijarah pencuri. "Hingga kini kami belum menerima bantuan dari pemerintah. Padahal banyak warga yang mengeluh kedinginan dan menderita sakit," kata Suharyo, warga Bulang Kulon, Benjeng.
Sekretaris Daerah Pemkab Gresik Khusnul Khuluk menyatakan belum bisa memastikan jumlah rumah dan kerugian akibat banjir ini. Namun, dia menjamin bantuan segera didistribusikan. Menurut dia, saat ini konsentrasi Tim Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Gresik terpecah. "Beberapa tim kami kirim ke Driyorejo, sedangkan yang lainnya di kawasan Benjeng. Kami terus berkoordinasi dan sudah menyiapkan tenda, perahu karet, dan dapur umum," ujarnya. (red)
Kapolsek Driyorejo AKP Suhartono mengatakan, 2.700 rumah yang tergenang air bah tersebar di lima desa, yakni Bambe, Driyorejo, Krikilan, Cangkir, dan Sumput. Untuk menjaga segala kemungkinan, Muspika Driyorejo dan para kepala langsung mendirikan posko pengungsian di balai desa masing-masing.
"Kami juga mendirikan beberapa dapur umum di rumah warga yang masih aman dari banjir. Bantuan seperti makanan, air bersih, dan selimut sudah kami distribusikan ke beberapa tempat," kata Suhartono, Minggu (1/2).
Banjir terparah melanda Perumahan Sumput Asri di Desa Sumput. Tidak kurang dari 1.300 rumah tergenang. Sedangkan di Desa Driyorejo 869 rumah, Bambe 209 rumah, Krikilan 206 rumah, dan Cangkir 32 rumah.
Suhartono memperkirakan banjir di kawasan Driyorejo akan terus berlanjut karena curah hujan masih tinggi. Selain itu air Kali Tengah dan Kali Brantas terus meluap sehingga tidak mampu menampung air dari kawasan Jombang dan Mojokerto. Dia mengingatkan masyarakat di sepanjang dua sungai itu waspada.
Selain di wilayah Driyorejo, banjir juga menerjang empat desa di Kecamatan Benjeng, Desa Delik Sumber, Sedapur Klagen, Bulang Kulon, dan Loudo. Bahkan di kawasan ialiran Bengawan Solo ini ketinggian air mencapai atap rumah.
Beberapa warga mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Sebagian warga enggan mengungsi karena takut rumah mereka dijarah pencuri. "Hingga kini kami belum menerima bantuan dari pemerintah. Padahal banyak warga yang mengeluh kedinginan dan menderita sakit," kata Suharyo, warga Bulang Kulon, Benjeng.
Sekretaris Daerah Pemkab Gresik Khusnul Khuluk menyatakan belum bisa memastikan jumlah rumah dan kerugian akibat banjir ini. Namun, dia menjamin bantuan segera didistribusikan. Menurut dia, saat ini konsentrasi Tim Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Gresik terpecah. "Beberapa tim kami kirim ke Driyorejo, sedangkan yang lainnya di kawasan Benjeng. Kami terus berkoordinasi dan sudah menyiapkan tenda, perahu karet, dan dapur umum," ujarnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar