Warta Jatim, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya mengganggarkan dana Rp 268 miliar untuk mengatasi banjir. Anggaran yang diambil dari APBD tersebut, akan digunakan untuk perencanaan pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Rp 2,6 milar dari total anggaran akan digunakan untuk perawatan pompa pencegah banjir di seluruh Kota Surabaya. Sedangkan Rp 54,9 miliar digunakan untuk pengerukan sungai dan Rp 31,2 miliar lainnya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur sungai.
Menurut Tri Rismaharani, sebagian besar anggaran akan digunakan untuk pembangunan drainase di sejumlah sungai, seperti sungai Banyu Urip dan Kalimas. “Untuk pembangunan drainase, kami menargetkan selesai akhir tahun ini. Harapannya, kami dapat meminimalkan jumlah kawasan yang selama ini menjadi langganan banjir,” kata Rismaharani, Selasa (10/2).
Rismaharani mengatakan, musim hujan tahun ini menambah jumlah kawasan yang terkena banjir. Menurut dia, terdapat sekitar 17 titik genangan baru yang tersebar di Surabaya bagian barat hingga selatan. “Adanya titik genangan baru ini, membuat kami harus bekerja keras. Salah satunya dengan mengoptimalkan 33 rumah pompa,” ujarnya.
Salman Faris anggota Komisi C DPRD Surabaya mengaku pesimistis terhadap dengan kinerja Pemkot Surabaya dalam mengatasi banjir. Dia menilai, anggaran penanggulangan banjir Rp 268 miliar, hanya menghamburkan APBD.
“Tanpa perencanaan matang, banjir di Surabaya tidak akan bisa ditanggulangi. Karena itu saya berharap Pemkot memiliki program kerja yang matang dalam menyelesaikan masalah ini,” kata Salman Faris.
Dia meminta Pemkot Surabaya menggarap infrastruktur penanggulangan banjir di pinggiran kota, sehingga daerah terdampak banjir menjadi berkurang. Menurut dia, selama ini, pembangunan difokuskan di kawasan tengah kota, sehingga ketika musim hujan tiba, beberapa kawasan di pinggir kota tergenang banjir. (red)
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Rp 2,6 milar dari total anggaran akan digunakan untuk perawatan pompa pencegah banjir di seluruh Kota Surabaya. Sedangkan Rp 54,9 miliar digunakan untuk pengerukan sungai dan Rp 31,2 miliar lainnya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur sungai.
Menurut Tri Rismaharani, sebagian besar anggaran akan digunakan untuk pembangunan drainase di sejumlah sungai, seperti sungai Banyu Urip dan Kalimas. “Untuk pembangunan drainase, kami menargetkan selesai akhir tahun ini. Harapannya, kami dapat meminimalkan jumlah kawasan yang selama ini menjadi langganan banjir,” kata Rismaharani, Selasa (10/2).
Rismaharani mengatakan, musim hujan tahun ini menambah jumlah kawasan yang terkena banjir. Menurut dia, terdapat sekitar 17 titik genangan baru yang tersebar di Surabaya bagian barat hingga selatan. “Adanya titik genangan baru ini, membuat kami harus bekerja keras. Salah satunya dengan mengoptimalkan 33 rumah pompa,” ujarnya.
Salman Faris anggota Komisi C DPRD Surabaya mengaku pesimistis terhadap dengan kinerja Pemkot Surabaya dalam mengatasi banjir. Dia menilai, anggaran penanggulangan banjir Rp 268 miliar, hanya menghamburkan APBD.
“Tanpa perencanaan matang, banjir di Surabaya tidak akan bisa ditanggulangi. Karena itu saya berharap Pemkot memiliki program kerja yang matang dalam menyelesaikan masalah ini,” kata Salman Faris.
Dia meminta Pemkot Surabaya menggarap infrastruktur penanggulangan banjir di pinggiran kota, sehingga daerah terdampak banjir menjadi berkurang. Menurut dia, selama ini, pembangunan difokuskan di kawasan tengah kota, sehingga ketika musim hujan tiba, beberapa kawasan di pinggir kota tergenang banjir. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar