Warta Jatim, Surabaya - Gubernur Soekarwo menyatakan penyebab kekeringan di wilayah Jawa Timur adalah badai El Nino dan sumber mata air Sungai Brantas tidak berfungsi. Untuk mengatasi kekeringan salah satunya menghidup kembali sumber mata air.
Menurut Soekarwo, dari 111 sumber air, saat ini hanya 57 mata air yang masih berfungsi. Karena itu, banyak aliran Sungai Brantas yang cepat kering pada saat musim kemarau.
Kondisi tersebut diperparah banyak lahan kritis di areal hutan dataran tinggi. Data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim menyebutkan, ada 925 hektare lahan kritis di kawasan hutan dan 1.899 lahan kritis di luar kawasan hutan.
Gubernur meminta Jasa Tirta dan Perhutani segera melakukan reboisasi di kawasan hutan untuk mempertahankan sumber mata air yang masih berfungsi serta menciptakan sumber mata air baru.
“Yang jelas kami harus bekerja keras untuk segera menyelamatkan ekologi atau lingkungan hidup di Jatim. Kami juga menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan program kerja tersebut,” ujar Soekarwo, Jumat (14/8)
Sumber mata air di Sungai Brantas sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur. Sumber air itu menopang kebutuhan air 14 kota/kabupaten, terutama di kawasan rawan kekeringan. Menjelang pertengahan Agustus ini delapan daerah mengalami kekeringan, yaitu Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Kediri, Trenggalek, Gresik, Lamongan, dan Pamekasan. (red)
Menurut Soekarwo, dari 111 sumber air, saat ini hanya 57 mata air yang masih berfungsi. Karena itu, banyak aliran Sungai Brantas yang cepat kering pada saat musim kemarau.
Kondisi tersebut diperparah banyak lahan kritis di areal hutan dataran tinggi. Data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim menyebutkan, ada 925 hektare lahan kritis di kawasan hutan dan 1.899 lahan kritis di luar kawasan hutan.
Gubernur meminta Jasa Tirta dan Perhutani segera melakukan reboisasi di kawasan hutan untuk mempertahankan sumber mata air yang masih berfungsi serta menciptakan sumber mata air baru.
“Yang jelas kami harus bekerja keras untuk segera menyelamatkan ekologi atau lingkungan hidup di Jatim. Kami juga menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan program kerja tersebut,” ujar Soekarwo, Jumat (14/8)
Sumber mata air di Sungai Brantas sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur. Sumber air itu menopang kebutuhan air 14 kota/kabupaten, terutama di kawasan rawan kekeringan. Menjelang pertengahan Agustus ini delapan daerah mengalami kekeringan, yaitu Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Kediri, Trenggalek, Gresik, Lamongan, dan Pamekasan. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar