Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Jumat, 28 Agustus 2009

Ketegaran Depi


Mencoba membunuh Tegar karena menganggap anak itu pembawa sial. Puryanto puas menyakiti anak sendiri.

DEPI, ibunda Tegar, tidak habis pikir atas tindakan Puryanto mencelakai Tegar. Lelaki yang dinikahinya Januari 2005 itu sering menyiksa dan memukul Tegar. Puryanto sering menyundut tubuh Tegar dengan rokok menyala. Sering pula Tegar dipukul dengan kain handuk yang sudah dipersiapkan.

Ketika ditegur oleh Depi atau kedua mertuanya, Puryanto malah naik pitam dan mengalihkan sasaran kemarahan kepada sang istri. Depi dijambak dan dipukuli. Puryanto juga sering menuduh Depi selingkuh. “Dengan adanya kejadian ini, saya mantap untuk segera mengurus cerai saja,” kata Depi dengan air mata menetes di kedua pipi.

Sebagai suami, Puryanto tidak bisa lagi menghidupi keluarga. “Dalam satu bulan ini saja dia hanya memberi uang belanja Rp 10 ribu. Apa ini pantas? Sudah begitu, malah berbuat macam-macam kepada saya dan Tegar,” ujar Depi.

Kini Puryanto menjadi buron polisi. Menurut Depi, selama dalam pelarian, Puryanto tiga kali meneleponnya. Dia mengancam membakar rumahnya dan menculik lalu membunuh Tegar yang saat itu masih dirawat di rumah sakit. Ancaman ini membuat polisi dibantu warga berjaga ekstra ketat, baik di rumah sakit maupun rumah Depi.

Puryanto tertangkap di Bangka Belitung, Minggu siang 19 Juni lalu. Depi dan keluarga besarnya berharap Puryanto mendapat hukuman setimpal atas kejahatannya. Tegar pun berharap ada balasan atas kekejaman ayahnya. “Bapak ben ditabrak sepur ambek ditembak polisi ae (Bapak biar ditabrak kereta api dan ditembak polisi saja). Biar kapok,” kata Tegar.

Kini Puryanto mendekam di tahanan Polres Madiun. Ditemui di ruang tahanan, dengan santai Puryanto mengisahkan mengapa tega mencoba “menghabisi” Tegar. Dia mengakui memang menargetkan membunuh Tegar. Terlebih dalam perjalanan empat tahun pernikahan dengan Depi, selalu ada masalah. Tak jarang pertengkaran disulut oleh sikap Tegar yang menurut dia nakal. “Kami memang sering bertengkar. Banyak penyebabnya, namun yang paling sering adalah Tegar. Karena itulah saya ingin menghabisinya,” terang Puryanto.

Puryanto juga menuding Depi sebagai wanita yang tidak tahu terima kasih. Apalagi, saat menikah dulu, ia dalam kondisi hamil duluan. Menurut dia, seyogyanya Depi harus berterima kasih karena ia telah menikahinya.

Puryanto mengatakan, skenario pembunuhan Tegar memang sudah lama dirancang. Ia menilai Minggu, 5 Juli lalu adalah waktu yang pas untuk menjalankan rencananya itu. Namun, skenario pembunuhan yang ia susun gagal. “ Saya sendiri heran, mengapa dia kok masih hidup. Padahal sudah saya letakkan tepat di tengah rel,” katanya.

Lelaki yang berprofesi sebagai pengamen di Terminal Bus Caruban ini mengaku semakin menyakiti Tegar semakin merasa puas. Baginya, Tegar adalah anak pembawa sial dan penyebab segala permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya.

Di sisi lain, meski masih memendam amarah kepada Tegar, sebagai bapak, Puryanto menyesali perbuatannya. Ia seakan menyadari apa yang dilakukannya telah menggagalkan cita-cita Tegar menjadi tentara. Puryanto juga mengaku bayangan saat “mengeksekusi” Tegar terus membayangi.

Puryanto mengaku siap menanggung hukuman akibat perbuatannya. Tidak terkecuali jeratan pasal berlapis yang dikenakan kepadanya. Puryanto didakwa melanggar Pasal 44 UU 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. I ajuga dijerat Pasal 80 ayat (2) UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 53 juncto 338 KUHP tentang percobaan pembunuhan dengan ancaman pidana penjara 15 tahun.

“Sekarang saya pasrah atas tuntutan hukum ini. Maafkan Nak atas apa yang Bapak lakukan kepadamu,” kata Puryanto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar