Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Selasa, 22 September 2009

Demi Baju Baru Empat Orang Cucu


Karena harus membelikan baju baru untuk Lebaran empat cucunya, seorang PSK bekerja keras sepanjang bulan Puasa. Bahkan ia tak takut razia aparat.

SEPENGGAL pengalaman Andini itu ternyata masih jauh lebih indah daripada apa yang dialami Mbok Rina, pekerja seks komersial yang beroperasi di makam Kembang Kuning dan Bong China, di Jalan Putat Jaya. Selama bulan puasa, Mbok Rina yang sudah berusia 45 tahun ini harus memeras keringat melayani para lelaki di tengah kegelapan malam di alam terbuka. Udara yang dingin tidak menyurutkan niatnya dalam mengais rupiah.

Mbok Rina memasang tarif hanya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu sekali kencan. Bahkan, tidak jarang para tamunya yang sebagian besar kuli bangunan, sopir bemo hingga tukang becak, menawarnya hingga Rp 10 ribu sekali kencan.

Mbok Rina yang bekerja sebagai PSK lebih dari 25 tahun ini tidak mempedulikan lagi soal tarif dan tubuhnya yang mulai rapuh di makan usia. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana membelikan baju dan tas baru untuk empat cucunya pada saat lebaran. Ia mengaku menjadi kesekian orang yang menjadi korban salah kaprah perayaan Lebaran di Indonesia, yakni harus ada baju baru saat Lebaran.

Mbok Rina mengatakan, setiap lebaran sudah menjadi kebiasaan dan “adat istiadat” ntuk membeli beberapa barang baru. Kalaupun uang yang didapat tidak cukup, Mbok Rina biasanya akan mencari utang ke kanan kiri agar bisa membelikan baju baru para cucunya.

“Bisa atau tidak, saya akan berusaha untuk memberikan sesuatu bagi cucu. Ini adalah merupakan bentuk kasih sayang dan cinta saya kepada mereka,” kata Mbok Rina.

Perempuan asal Madiun ini mengaku tidak takut dengan gencarnya razia yang aparat kepolisian dan Satpol PP Surabaya. Menurut pengalamannya, razia hanya dilakukan di tempat-tempat banyak duit, tidak seperti di tengah kuburan Kembang Kuning, tempat mangkal Mbok Rina.

Kerja kerasnya sepanjang masaam membuat Mbok Rina bisa mengumpulkan uang selama Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Terkadang ia juga tidak mendapatkan hasil apapun. Namun, itu semua disyukurinya.

Mbok Rina merasa, uang didapat adalah “halal”, karena ia tidak mencuri atau melakukan korupsi seperti para pejabat. Baginya, menjadi pekertja seks adalah suatu pekerjaan. (Habis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar