Warta Jatim, Surabaya - Tiga balita penderita gizi buruk, hingga kini masih dirawat di RS dr Soewandie Surabaya. Satu diantaranya berada dalam kondisi kritis.
Isa Ramayanti, orang tua balita Figo Ramadhan mengatakan, anaknya menderita gizi buruk karena tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi mereka. Sehari-hari balita ini hanya diberi nasi putih dan mie instant. Pendapatan dari upah dari jasa buruh tidak tentu setiap harinya.
“Selama ini saya hanya sendirian menghidupi Isa dan kedua kakaknya. Suami saya, yang bekerja sebagai sopir, hingga kini belum pulang ke rumah,” ujar Isa, Selasa (29/9).
Indri, salah satu petugas medis RSU dr Soewandie mengatakan, berat badan Figo hanya 5 kilogram. Padahal, untuk anak yang berusia 2 tahun seperti Figo, berat badan normal mencapai 10 – 15 kilogram. Menurut dia, selain mengalami gizi buruk, Figo juga menderita diare dan penyakit paru-paru.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi Figo dan kedua balita penderita gizi buruk lainnya, pihak RS memberikan susu formula. “ Saat ini kami hanya memberikan susu formula setiap 3 jam sekali kepada ketiga balita tersebut. Namun, kami tak bisa memastikan waktunya, untuk mengembalikan berat badan mereka,” ujar Indri.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr Soewandhie, Didik Riyadi menegaskan, akan menggratiskan biaya perawatan ketiga balita tersebut. Tapi dengan catatan, mereka bisa menunjukkan bukti sebagai warga kota Surabaya.
Didik mengatakan, saat ini pihaknya berkonsentrasi untuk menaikkan berat badan ketiga balita tersebut. Setelah itu, akan dicari kemungkinan penyakit bawaan atau tidak. Jika ditemukan ada penyakit, maka akan disembuhkan dulu. Jika tidak, maka ketiga pasien tersebut segera dipulangkan, untuk selanjutnya dilakukan pemantauan melalui puskesmas setempat.
Perlu diketahui, selain Figo Ramadhan, asal Dukuh Pakis yang menderita gizi buruk. Saat ini terdapat dua balita lainnya yang mengalami nasib sama, yakni Andri, asal Wonokusumo dan Siti Khomariyah, asal Tanah Merah, Surabaya. (red)
Isa Ramayanti, orang tua balita Figo Ramadhan mengatakan, anaknya menderita gizi buruk karena tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi mereka. Sehari-hari balita ini hanya diberi nasi putih dan mie instant. Pendapatan dari upah dari jasa buruh tidak tentu setiap harinya.
“Selama ini saya hanya sendirian menghidupi Isa dan kedua kakaknya. Suami saya, yang bekerja sebagai sopir, hingga kini belum pulang ke rumah,” ujar Isa, Selasa (29/9).
Indri, salah satu petugas medis RSU dr Soewandie mengatakan, berat badan Figo hanya 5 kilogram. Padahal, untuk anak yang berusia 2 tahun seperti Figo, berat badan normal mencapai 10 – 15 kilogram. Menurut dia, selain mengalami gizi buruk, Figo juga menderita diare dan penyakit paru-paru.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi Figo dan kedua balita penderita gizi buruk lainnya, pihak RS memberikan susu formula. “ Saat ini kami hanya memberikan susu formula setiap 3 jam sekali kepada ketiga balita tersebut. Namun, kami tak bisa memastikan waktunya, untuk mengembalikan berat badan mereka,” ujar Indri.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr Soewandhie, Didik Riyadi menegaskan, akan menggratiskan biaya perawatan ketiga balita tersebut. Tapi dengan catatan, mereka bisa menunjukkan bukti sebagai warga kota Surabaya.
Didik mengatakan, saat ini pihaknya berkonsentrasi untuk menaikkan berat badan ketiga balita tersebut. Setelah itu, akan dicari kemungkinan penyakit bawaan atau tidak. Jika ditemukan ada penyakit, maka akan disembuhkan dulu. Jika tidak, maka ketiga pasien tersebut segera dipulangkan, untuk selanjutnya dilakukan pemantauan melalui puskesmas setempat.
Perlu diketahui, selain Figo Ramadhan, asal Dukuh Pakis yang menderita gizi buruk. Saat ini terdapat dua balita lainnya yang mengalami nasib sama, yakni Andri, asal Wonokusumo dan Siti Khomariyah, asal Tanah Merah, Surabaya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar