Warta Jatim, Surabaya - Tiga buruh migran asal Sampang, Madura, ditembak mati polisi Malaysia. Autopsi tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, menemukan 2 luka tembak dan bukti kekerasan lainnya pada tubuh korban.
Ahli forensik RS Bhayangkara, Mun’in Idris, mengatakan terdapat luka bekas pukulan benda tumpul di tubuh korban. Namun, dia tidak berani memastikan apakah korban dianiaya sebelum ditembak. “Karena kami tidak melihat langsung, kami tidak berani menyimpulkan soal adanya penganiayaan. Kalau tindakan kekerasan, kami pastikan ada,” kata Mun’in Idris, Rabu (7/4).
Mun’in Idris yang diberbantukan di RS Bhayangkara Surabaya akan melaporkan hasil autopsi ke Mabes Polri. Hasil autopsi akan digunakan sebagai dasar melakukan langkah tindak lanjut, termasuk meminta tanggung jawab kepada polisi Malaysia.
Menurut Syaifuddin, kerabat salah satu korban, keluarga akan menuntut polisi Malaysia. Mereka tidak bisa menerima alasan polisi menembak para korban dengan tuduhan sebagai anggota geng perampok.
Keluarga korban akan meminta bantuan Polda Jawa Timur dan Mabes Polri untuk mengusut tuntas kasus ini. “Teman sesama profesi di Malaysia sudah siap bersaksi dalam sidang jika memang diperlukan. Mereka memastikan ketiganya bukan perampok,” ujar Syaifuddin.
Harian The Star Malaysia, Senin (11/4) memberitakan polisi Malaysia menembak 5 perampok bersenjata di Sungai Baloh, Selangor. Para perampok ditembak karena melawan ketika akan ditangkap. Tiga dari 5 perampok itu asal Sampang, Madura, yaitu Muchlis, Musdi, dan Abdul Sanu. (red)
Ahli forensik RS Bhayangkara, Mun’in Idris, mengatakan terdapat luka bekas pukulan benda tumpul di tubuh korban. Namun, dia tidak berani memastikan apakah korban dianiaya sebelum ditembak. “Karena kami tidak melihat langsung, kami tidak berani menyimpulkan soal adanya penganiayaan. Kalau tindakan kekerasan, kami pastikan ada,” kata Mun’in Idris, Rabu (7/4).
Mun’in Idris yang diberbantukan di RS Bhayangkara Surabaya akan melaporkan hasil autopsi ke Mabes Polri. Hasil autopsi akan digunakan sebagai dasar melakukan langkah tindak lanjut, termasuk meminta tanggung jawab kepada polisi Malaysia.
Menurut Syaifuddin, kerabat salah satu korban, keluarga akan menuntut polisi Malaysia. Mereka tidak bisa menerima alasan polisi menembak para korban dengan tuduhan sebagai anggota geng perampok.
Keluarga korban akan meminta bantuan Polda Jawa Timur dan Mabes Polri untuk mengusut tuntas kasus ini. “Teman sesama profesi di Malaysia sudah siap bersaksi dalam sidang jika memang diperlukan. Mereka memastikan ketiganya bukan perampok,” ujar Syaifuddin.
Harian The Star Malaysia, Senin (11/4) memberitakan polisi Malaysia menembak 5 perampok bersenjata di Sungai Baloh, Selangor. Para perampok ditembak karena melawan ketika akan ditangkap. Tiga dari 5 perampok itu asal Sampang, Madura, yaitu Muchlis, Musdi, dan Abdul Sanu. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar