Warta Jatim, Surabaya – Nelayan Kampung Nambangan, Surabaya, menilai pemerintah kurang memperhatikan nasib mereka. Nelayan saat ini membutuhkan tambahan bantuan subsidi bahan bakar untuk melaut.
Mat Hasan, nelayan Kampung Nambangan, mengatakan, kondisi nelayan saat ini sangat memprihatinkan. Musim angin barat yang menyebabkan gelombang tinggi membuat nelayan tidak dapat berlayar setiap hari.
“Menjadi nelayan tidak mudah. Selain butuh biaya untuk merawat perahu dan jaring, kami juga butuh biaya untuk hidup. Padahal, kami saat ini tidak dapat berlayar setiap hari,” kata Mat Hasan, Selasa (6/4).
Menurut Mat Hasan, bila cuaca bagus nelayan dapat mengantongi pendapatan bersih Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Pendapatan itu sudah dipotong biaya sewa perahu Rp 100 ribu per hari. “Kalau pendapatan kotor, pasti kelihatannya berlimpah. Namun, setelah dibagi per nelayan, maksimal hanya akan mendapat Rp 200 ribu.”
Warga Kampung Nambangan 98% berprofesi sebagai nelayan. Para perempuan dan anak-anak membantu menjual ikan hasil melaut ke pasar terdekat.(red)
Mat Hasan, nelayan Kampung Nambangan, mengatakan, kondisi nelayan saat ini sangat memprihatinkan. Musim angin barat yang menyebabkan gelombang tinggi membuat nelayan tidak dapat berlayar setiap hari.
“Menjadi nelayan tidak mudah. Selain butuh biaya untuk merawat perahu dan jaring, kami juga butuh biaya untuk hidup. Padahal, kami saat ini tidak dapat berlayar setiap hari,” kata Mat Hasan, Selasa (6/4).
Menurut Mat Hasan, bila cuaca bagus nelayan dapat mengantongi pendapatan bersih Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Pendapatan itu sudah dipotong biaya sewa perahu Rp 100 ribu per hari. “Kalau pendapatan kotor, pasti kelihatannya berlimpah. Namun, setelah dibagi per nelayan, maksimal hanya akan mendapat Rp 200 ribu.”
Warga Kampung Nambangan 98% berprofesi sebagai nelayan. Para perempuan dan anak-anak membantu menjual ikan hasil melaut ke pasar terdekat.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar