Warta Jatim, Surabaya – Pedagang Pasar Keputran Surabaya mengaku kerap mendapat ancaman dari investor Pasar Induk Osowilangun. Pemerintah Kota Surabaya berencana menggusur pasar tradisional Keputran dan memindahkan para pedagang ke Pasar Osowilangun.
Pengelola Pasar Keputran, H Mamat, mengatakan intimidasi biasanya disampaikan dalam bentuk selebaran gelap dan ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal. Paguyuban Pedagang Pasar Se-Surabaya akan mengadukan kasus ini ke Polda Jawa Timur.
“Saya menerima teror SMS ‘kalau tidak mau madu, anda akan mendapatkan racunnya’. SMS itu masih saya simpan untuk bukti pengaduan ke Polda Jatim,” kata H Mamat di kantor Komisi A DPRD Surabaya, Senin (5/3).
Mamat mengaku sudah mengkoordinasikan rencana pengaduan ini dengan tim kuasa hukum. Dia menolak memberikan identitas pelaku intimidasi yang diduga suruhan investor Pasar Induk Osowilangun.
Menurut Koordinator Paguyuban Pedagang Pasar Se-Surabaya, Edi Parlin, para pedagang menolak pindah karena tidak dilibatkan dalam rencana pembangunan pasar. Para pedagang dipaksa menempati kios di Pasar Induk Osowilangun mulai 14 April nanti.
“Untuk tahap awal, Pemkot Surabaya akan memindahkan pedagang di Pasar Keputran, Koblen, dan Peneleh. Sisanya, pedagang di Pasar Widodaren dan Pecindilan, akan direlokasi pada tahap dua,” kata Edi Parlin. (red)
Pengelola Pasar Keputran, H Mamat, mengatakan intimidasi biasanya disampaikan dalam bentuk selebaran gelap dan ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal. Paguyuban Pedagang Pasar Se-Surabaya akan mengadukan kasus ini ke Polda Jawa Timur.
“Saya menerima teror SMS ‘kalau tidak mau madu, anda akan mendapatkan racunnya’. SMS itu masih saya simpan untuk bukti pengaduan ke Polda Jatim,” kata H Mamat di kantor Komisi A DPRD Surabaya, Senin (5/3).
Mamat mengaku sudah mengkoordinasikan rencana pengaduan ini dengan tim kuasa hukum. Dia menolak memberikan identitas pelaku intimidasi yang diduga suruhan investor Pasar Induk Osowilangun.
Menurut Koordinator Paguyuban Pedagang Pasar Se-Surabaya, Edi Parlin, para pedagang menolak pindah karena tidak dilibatkan dalam rencana pembangunan pasar. Para pedagang dipaksa menempati kios di Pasar Induk Osowilangun mulai 14 April nanti.
“Untuk tahap awal, Pemkot Surabaya akan memindahkan pedagang di Pasar Keputran, Koblen, dan Peneleh. Sisanya, pedagang di Pasar Widodaren dan Pecindilan, akan direlokasi pada tahap dua,” kata Edi Parlin. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar