Warta Jatim, Surabaya - Ahli geologi Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan tanah di kawasan lumpur Lapindo Sidoarjo ambles sedalam 60 centimeter. Penurunan terjadi mulai dari bekas jalan tol Porong hingga kawasan Besuki, Siring, dan Renokenongo.
Penurunan tanah dapat dilihat dari ketinggian permukaan tanah dan permukaan Kali Porong yang hampir sejajar. "Tanah ambles terjadi karena perut bumi sudah berlubang dan lumpur terus keluar," kata ahli geologi ITS, Amin Widodo, Sabtu (24/4).
Menurut Amin Widodo, radius tanah yang ambles akan terus bertambah sepanjang luapan lumpur Lapindo belum berhenti. Solusi alternatif yang harus dilakukan pemerintah dan PT Lapindo Brantas adalah merelokasi warga di sekitar daerah tersebut. (red)
Penurunan tanah dapat dilihat dari ketinggian permukaan tanah dan permukaan Kali Porong yang hampir sejajar. "Tanah ambles terjadi karena perut bumi sudah berlubang dan lumpur terus keluar," kata ahli geologi ITS, Amin Widodo, Sabtu (24/4).
Menurut Amin Widodo, radius tanah yang ambles akan terus bertambah sepanjang luapan lumpur Lapindo belum berhenti. Solusi alternatif yang harus dilakukan pemerintah dan PT Lapindo Brantas adalah merelokasi warga di sekitar daerah tersebut. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar