Warta Jatim, Surabaya - Sekitar 20 perempuan warga miskin Kota Surabaya memamerkan kerajinan rajut. Hasil dari penjualan rajutan ini akan disumbangkan bagi perempuan korban HIV/AIDS, kekerasan dalam rumah tangga, dan perdagangan manusia.
Yusuf, staf Yayasan Hotline Surabaya, yang mengorganisasi acara ini mengatakan, kerajinan rajut dengan merek Myra dibuat khusus untuk memperingati Hari Kartini, 21 April.
Perempuan warga miskin kota yang bergabung di Yayasan Hotline kebanyakan ibu rumah tangga. Ada pula perempuan bermasalah seperti korban kekerasan dalam rumah tangga, korban human trafficking, mantan pekerja seks komersial, dan orang dengan HIV/AIDS. Mereka dilatih khusus agar mampu berkarya dan berkreasi sesuai kemampuan masing-masing. “Kami mendidik perempuan miskin kota agar mampu berkarya dan mandiri,” ujar Yusuf, Selasa (20/4).
Dalam rangkaian acara peringatan Hari Kartini, panitia juga memutar film Pertaruhan (At Stake). Film ini mengangkat kisah buruh perempuan di Hong Kong yang menghadapi dilema praktik sunat perempuan dan buruh pemecah batu yang merangkap menjadi pekerja seks komersial. (red)
Yusuf, staf Yayasan Hotline Surabaya, yang mengorganisasi acara ini mengatakan, kerajinan rajut dengan merek Myra dibuat khusus untuk memperingati Hari Kartini, 21 April.
Perempuan warga miskin kota yang bergabung di Yayasan Hotline kebanyakan ibu rumah tangga. Ada pula perempuan bermasalah seperti korban kekerasan dalam rumah tangga, korban human trafficking, mantan pekerja seks komersial, dan orang dengan HIV/AIDS. Mereka dilatih khusus agar mampu berkarya dan berkreasi sesuai kemampuan masing-masing. “Kami mendidik perempuan miskin kota agar mampu berkarya dan mandiri,” ujar Yusuf, Selasa (20/4).
Dalam rangkaian acara peringatan Hari Kartini, panitia juga memutar film Pertaruhan (At Stake). Film ini mengangkat kisah buruh perempuan di Hong Kong yang menghadapi dilema praktik sunat perempuan dan buruh pemecah batu yang merangkap menjadi pekerja seks komersial. (red)
SETUJU,.,.,..,.,.,.,.,.,.,
BalasHapus