Warta Jatim, Surabaya - Struktur tanah di Jalan Raya Porong ambles 90 centimeter dalam waktu 1,5 tahun. Selama Januari - Desember 2009 penurunan tanah di jalan yang menghubungkan Surabaya – Malang itu mencapai 60 centimeter.
Penurunan permukaan tanah paling parah terjadi di bekas pintu keluar jalan tol Gempol, yang berada di samping tanggul penahan lumpur Lapindo. Tanah di pusat semburan lumpur turun hingga 10 cm.
Wakil Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Khusaeri, mengatakan, kedalaman tanah yang embles di sekitar kawasan lumpur tidak sama. Penyebab utama tanah ambles adalah terjadi tekanan yang besar dari dalam tanah dan bertambahnya beban di permukaan.
Menurut Khusaeri, penurunan permukaan tanah di sekitar pusat semburan lumpur Lapindo tidak dapat dicegah. “Penurunan tanah terjadi karena faktor alam. Kami hanya melakukan langkah seperti meninggikan tanggul, jalan raya, dan rel kereta api,” ujar Khusaeri, Kamis (27/5).
Wakil Ketua BPLS Hardi Prasetyo mengatakan, debit lumpur Lapindo terus menurun hingga 50 ribu kubik per hari. Pusat semburan lama telah berhenti, namun berganti menjadi semburan-semburan baru di beberapa lokasi yang sulit dihentikan. (red)
Penurunan permukaan tanah paling parah terjadi di bekas pintu keluar jalan tol Gempol, yang berada di samping tanggul penahan lumpur Lapindo. Tanah di pusat semburan lumpur turun hingga 10 cm.
Wakil Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Khusaeri, mengatakan, kedalaman tanah yang embles di sekitar kawasan lumpur tidak sama. Penyebab utama tanah ambles adalah terjadi tekanan yang besar dari dalam tanah dan bertambahnya beban di permukaan.
Menurut Khusaeri, penurunan permukaan tanah di sekitar pusat semburan lumpur Lapindo tidak dapat dicegah. “Penurunan tanah terjadi karena faktor alam. Kami hanya melakukan langkah seperti meninggikan tanggul, jalan raya, dan rel kereta api,” ujar Khusaeri, Kamis (27/5).
Wakil Ketua BPLS Hardi Prasetyo mengatakan, debit lumpur Lapindo terus menurun hingga 50 ribu kubik per hari. Pusat semburan lama telah berhenti, namun berganti menjadi semburan-semburan baru di beberapa lokasi yang sulit dihentikan. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar