Mau UANG???... Buruan GRATIS Registrasi KLIK DISINI

Rabu, 08 April 2009

Jalan Klenik Menuju Gedung Parlemen (1)


Banyak caleg menjalani ritual mistik untuk mendapatkan suara. Ada yang menyantet caleg pesaing.

MENJELANG pencontrengan pada Pemilihan Umum 2009, beberapa calon anggota legislatif di Jawa Timur terus beraksi untuk merebut simpati dari masyarakat. Ada yang menggelar pengobatan gratis, sunat massal, hingga bagi-bagi sembako dan uang kepada masyarakat.

Di antara sekian banyak caleg yang terus beraksi menarik simpati masyarakat, beberapa caleg menggunakan cara-cara klenik untuk mendapatkan pemilih. Tidak peduli betapa berat dan jarak yang harus ditempuh, mereka tampaknya sudah gelap mata, demi satu tujuan agar duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat.

Contohnya ritual para caleg di kompleks pemakaman Sunan Bungkul di Surabaya. Mbah Mustofa, salah seorang juru kunci pemakaman ini membenarkan, banyak caleg yang datang menjelang pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2009. Banyak caleg yang meminta berkah dan karomah dari Sunan Bungkul agar dipilih rakyat dalam pemilu nanti.

Menurut Mustofa, biasanya caleg datang secara berombongan pada tengah malam. Dalam prosesi ritual itu para caleg diwajibkan menuruti segala petunjuk dan petuah. Setelah itu mereka juga diwajibkan melaksanakan amalan-amalan yang diberikan.

Mustofa mengaku sebelumnya banyak caleg yang berhasil duduk di kursi Dewan setelah melakukan beberapa kali ritual di tempat yang diyakini sebagai kuburan kakek Sunan Ampel ini. Bahkan, sebagian besar dari mereka, menyumbangkan sebagian hasilnya untuk biaya perawatan kompleks pemakaman Sunan Bungkul. “ Biasanya mereka yang terpilih telah melewati beberapa persyaratan tidak tertulis dari Mbah Bungkul. Jadi ada seleksi ketat, terhadap para caleg yang telah menjalani ritual disini,” terang Mustofa.

Masih di tempat yang sama, Eddy, nama samaran, salah satu caleg dari partai berideologi Islam, mengaku melakukan ritual klenik untuk menarik simpati masyarakat. Bahkan, setiap malam Jumat, ia diberi mantrakhusus yang harus diamalkan. “Setelah diberi amalan tersebut, sampai sekarang saya masih melafalkan dan menjalankannya,” ujarnya.

Menurut pria asli Jombang ini, selain berfungsi untuk menarik simpati masyarakat pada saat pencoblosan di TPS, amalan yang diberikan si Mbah tersebut juga berfungsi untuk menjaga dirinya dari serangan gaib yang dilancarkan sesama caleg pesaing.

Eddy menuturkan, sudah banyak peristiwa gaib yang dialami caleg lain. Bahkan di antara mereka ada yang meninggal dunia tanpa sebab jelas, mungkin disantet pesaing. “Daripada saya mati sia-sia, kan lebih baik berjaga-jaga atau sedia payung sebelum hujan,” katanya.

Caleg ini tidak mau dikatakan menjalani ritual gaib karena frustrasi. Eddy menegaskan, hanya ingin menjaga diri dari orang-orang yang tidak suka dengan kinerjanya. Baginya, dalam dunia politik, apa pun bisa menjadi senjata untuk menyerang lawan. Termasuk dengan serangan-serangan gaib.

Eddy juga meyakini akan terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Timur periode mendatang, dengan ataupun tanpa menjalani ritual klenik. Dia yakin mendapatkan dukungan dari beberapa kelompok masyarakat. Selain itu, dia juga memiliki simpul-simpul dari beberapa komunitas yang pasti mendukungnya. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar