Warta Jatim, Surabaya – Tempat pemungutan suara di kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak, Surabaya, sepi pemilih. Para pekerja seks komersial yang tinggal di sekitar lokalisasi, memilih pulang kampung mengisi libur panjang.
Hari, salah seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di kawasan Dolly mengatakan, minimnya jumlah PSK yang menggunakan hak pilih, adalah hal yang wajar. Menurut dia, dalam setiap kesempatan pemilu, para PSK memilih pulang kampung atau berlibur.
Menurut Hari, di TPS Dolly, tercatat hanya 76 orang yang menyalurkan hak pilih. Padahal, dilokasi tersebut terdapat sekitar 180 orang yang tercatat dalam daftar pemilih tetap.
Anisa, salah seorang PSK mengatakan, minimnya antusiasme rekan seprofesinya dalam menyalurkan hak pilih, didasari beberapa alasan. Diantaranya, para PSK sudah bosan dengan janji partai politik dan tidak mudah termakan bujuk rayu calon anggota legislatif.
Menurut Anisa, para PSK di lokalisasi Dolly sempat berdialog dengan sejumlah caleg dan partai politik, difasilitasi kelompok pendamping.Namun dia menilai, parpol tidak memiliki komitmen mengubah nasib para PSK, yang kemudian membuat mereka enggan menyalurkan hak pilih.
“Selain masalah tersebut, rekan-rekan saya juga lelah, karena tadi malam harus bekerja. Banyak diantara mereka yang sekarang memilih beristirahat,” ujar Anisa, Kamis (9/4). (red)
Hari, salah seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di kawasan Dolly mengatakan, minimnya jumlah PSK yang menggunakan hak pilih, adalah hal yang wajar. Menurut dia, dalam setiap kesempatan pemilu, para PSK memilih pulang kampung atau berlibur.
Menurut Hari, di TPS Dolly, tercatat hanya 76 orang yang menyalurkan hak pilih. Padahal, dilokasi tersebut terdapat sekitar 180 orang yang tercatat dalam daftar pemilih tetap.
Anisa, salah seorang PSK mengatakan, minimnya antusiasme rekan seprofesinya dalam menyalurkan hak pilih, didasari beberapa alasan. Diantaranya, para PSK sudah bosan dengan janji partai politik dan tidak mudah termakan bujuk rayu calon anggota legislatif.
Menurut Anisa, para PSK di lokalisasi Dolly sempat berdialog dengan sejumlah caleg dan partai politik, difasilitasi kelompok pendamping.Namun dia menilai, parpol tidak memiliki komitmen mengubah nasib para PSK, yang kemudian membuat mereka enggan menyalurkan hak pilih.
“Selain masalah tersebut, rekan-rekan saya juga lelah, karena tadi malam harus bekerja. Banyak diantara mereka yang sekarang memilih beristirahat,” ujar Anisa, Kamis (9/4). (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar