Warta Jatim, Surabaya - Lima anak balita penderita gizi buruk yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soewandi Surabaya, kritis. Anak-anak penderita gizi buruk yang menjalani perawatan intensif di ruang anak kelas III itu menderita komplikasi diare, gangguan pernapasan, dan demam.
Indriyati, Kepala Rekam Medik RSUD dr Soewandi, menyayangkan sikap orang tua para anak balita penderita gizi buruk yang baru membawa anaknya ke rumah sakit setelah kondisi mereka parah.
Pihak rumah sakit akan memprioritaskan memberikan asupan makanan dan minuman bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh 5 anak balita itu. “Kami juga akan menyembuhkan penyakit lain yang diderita kelima balita tersebut,” kata Indriyati, Jumat (24/4).
Menurut Indriyati, dari 5 anak penderita gizi buruk itu, Iswatun yang kondisinya paling parah. Anak usia 18 bulan itu hanya berbobot 5,5 kilogram, jauh dari berat badan ideal anak seusianya 7 – 8 kilogram.
Farida, orang tua Iswatun, mengaku tidak dapat berbuat banyak atas kondisi tersebut. Suaminya yang tukang becak tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi Iswatun. “Penghasilan kami pas-pasan. Tidak sanggup untuk beli susu maupun makanan bergizi lainnya. Kami hanya bisa pasrah dan menerima keadaan ini,” ujar Farida.
Selain Iswatun, anak balita penderita gizi buruk yang dirawat di RS dr Soewandi adalah Ilyas (27 bulan) asal Kelurahan Kapas Madya, Semampir; Awalul (6 bulan) asal Kelurahan Wonokromo, Semampir; serta kembar Dini dan Dina (9 bulan) asal Kelurahan Manyar Sabrangan, Mulyorejo. (red)
Indriyati, Kepala Rekam Medik RSUD dr Soewandi, menyayangkan sikap orang tua para anak balita penderita gizi buruk yang baru membawa anaknya ke rumah sakit setelah kondisi mereka parah.
Pihak rumah sakit akan memprioritaskan memberikan asupan makanan dan minuman bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh 5 anak balita itu. “Kami juga akan menyembuhkan penyakit lain yang diderita kelima balita tersebut,” kata Indriyati, Jumat (24/4).
Menurut Indriyati, dari 5 anak penderita gizi buruk itu, Iswatun yang kondisinya paling parah. Anak usia 18 bulan itu hanya berbobot 5,5 kilogram, jauh dari berat badan ideal anak seusianya 7 – 8 kilogram.
Farida, orang tua Iswatun, mengaku tidak dapat berbuat banyak atas kondisi tersebut. Suaminya yang tukang becak tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi Iswatun. “Penghasilan kami pas-pasan. Tidak sanggup untuk beli susu maupun makanan bergizi lainnya. Kami hanya bisa pasrah dan menerima keadaan ini,” ujar Farida.
Selain Iswatun, anak balita penderita gizi buruk yang dirawat di RS dr Soewandi adalah Ilyas (27 bulan) asal Kelurahan Kapas Madya, Semampir; Awalul (6 bulan) asal Kelurahan Wonokromo, Semampir; serta kembar Dini dan Dina (9 bulan) asal Kelurahan Manyar Sabrangan, Mulyorejo. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar