Warta Jatim, Surabaya - Pemerintah kurang memperhatikan pendidikan anak autis. Pemerintah kerap menyamakan metode pendidikan anak autis dengan metode pendidikan sekolah luar biasa.
Peningkatan jumlah anak autis tidak diimbangi dukungan sarana pendidikan yang memadai. “Seharusnya pemerintah memegang kendali kebijakan pendidikan anak autis dengan membangun sekolah. Tidak seperti saat ini, anak-anak autis harus sekolah di SLB,” kata Kepala Pusat Terapi dan Pendidikan Cita Hati Bunda Ika Wahyuningrum dalam peringatan Hari Autis Sedunia di Surabaya, Kamis (2/4).
Menurut Ika, sedikitnya pengajar anak autis memperparah kondisi tersebut. Tidak jarang beberapa sekolah terapi menolak calon siswa autis karena kekurangan guru.
Ika menilai pendidikan inklusi di Surabaya tidak efektif. Dari beberapa sekolah inklusi di kota ini hanya 2 atau 3 sekolah yang menerapkan konsep pendidikan khusus bagi anak autis. “Banyak materi kurikulum yang seharusnya disesuaikan, namun sekolah tidak melakukan hal tersebut. Saya menyarankan hal itu segera diubah agar dapat memberikan hak pendidikan yang layak bagi anak autis,” ujarnya. (red)
Peningkatan jumlah anak autis tidak diimbangi dukungan sarana pendidikan yang memadai. “Seharusnya pemerintah memegang kendali kebijakan pendidikan anak autis dengan membangun sekolah. Tidak seperti saat ini, anak-anak autis harus sekolah di SLB,” kata Kepala Pusat Terapi dan Pendidikan Cita Hati Bunda Ika Wahyuningrum dalam peringatan Hari Autis Sedunia di Surabaya, Kamis (2/4).
Menurut Ika, sedikitnya pengajar anak autis memperparah kondisi tersebut. Tidak jarang beberapa sekolah terapi menolak calon siswa autis karena kekurangan guru.
Ika menilai pendidikan inklusi di Surabaya tidak efektif. Dari beberapa sekolah inklusi di kota ini hanya 2 atau 3 sekolah yang menerapkan konsep pendidikan khusus bagi anak autis. “Banyak materi kurikulum yang seharusnya disesuaikan, namun sekolah tidak melakukan hal tersebut. Saya menyarankan hal itu segera diubah agar dapat memberikan hak pendidikan yang layak bagi anak autis,” ujarnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar