Warta Jatim, Surabaya - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Surabaya mencatat ada sekitar 220 penderita HIV/AIDS di kota Surabaya. Delapan di antaranya meninggal dunia.
Pengelola Program KPA kota Surabaya Emy Yuliana mengatakan, data tersebut adalah jumlah rata-rata hingga bulan Juni. Meski terkesan tinggi, Emy menilai sudah tumbuh kesadaran di antara penderita HIV/AIDS untuk memeriksakan diri dan melakukan Volunteer Counseling and Testing (VCT) di 4 puskesmas yang ada.
Kesadaran tersebut mempermudah petugas untuk melakukan kontrol dan deteksi dini. Untuk lebih mempersempit penyebaran HIV/AIDS, KPA terus melakukan gerakan pemakaian kondom di Surabaya.
“Dengan memakai kondom yang kami kampanyekan, sudah berjalan 30%. Tinggal bagaimana KPA melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang HIV/AIDS dan cara penanganannya,” ujar Emy, Sabtu (19/6).
Emy juga meminta kepada pemerintah dan masyarakat, agar tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. Hal ini sangat penting, karena penderita membutuhkan dorongan moral dalam menjalani hidupnya. (red)
Pengelola Program KPA kota Surabaya Emy Yuliana mengatakan, data tersebut adalah jumlah rata-rata hingga bulan Juni. Meski terkesan tinggi, Emy menilai sudah tumbuh kesadaran di antara penderita HIV/AIDS untuk memeriksakan diri dan melakukan Volunteer Counseling and Testing (VCT) di 4 puskesmas yang ada.
Kesadaran tersebut mempermudah petugas untuk melakukan kontrol dan deteksi dini. Untuk lebih mempersempit penyebaran HIV/AIDS, KPA terus melakukan gerakan pemakaian kondom di Surabaya.
“Dengan memakai kondom yang kami kampanyekan, sudah berjalan 30%. Tinggal bagaimana KPA melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang HIV/AIDS dan cara penanganannya,” ujar Emy, Sabtu (19/6).
Emy juga meminta kepada pemerintah dan masyarakat, agar tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. Hal ini sangat penting, karena penderita membutuhkan dorongan moral dalam menjalani hidupnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar