Warta Jatim, Sidoarjo - Pusat semburan lumpur Lapindo Brantas bergeser 141 meter ke arah barat laut. Pengeseran diketahui 31 Mei lalu, melalui pantauan citra satelit.
Kepala Sub-Kelompok Kerja Penanganan Geohazard, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Riko Aditya, mengatakan belum dapat memastikan penyebab bergesernya lubang pusat semburan.
Riko menduga pusat semburan bergeser karena adanya retakan yang mengakibatkan lubang semburan longsor. “Kami belum bisa memastikan penyebabnya. Kami masih terus melakukan penelitian atas kemungkinan itu,” kata Riko, Kamis (24/6).
Riko mengatakan bergesernya pusat semburan lumpur hal yang wajar. BPLS akan terus memantau arah pergeseran untuk menyiapkan langkah antisipasi.
Wakil Humas BPLS, Akhmad Kusaeri, mengatakan pihaknya memantau kondisi pusat semburan lumpur untuk mengetahui perubahan permukaan lumpur di kolam penampungan sekaligus memantau munculnya semburan gas liar.
Menurut Kusaeri, pergeseran pusat semburan lumpur tidak berbahaya. Namun BPLS tetap bersiaga mengantisipasi jebolnya tanggul akibat bergesernya pusat semburan. Saat ini terdapat 181 titik sebaran gas liar di sekitar tanggul dan 48 titik di antaranya masih aktif.
“Kami memastikan selama pusat semburan yang baru tidak terlalu jauh, tidak akan berimbas apa pun. Meski demikan, kami akan tetap waspada dengan melakukan pemantauan,” ujar Kusaeri. (red)
Kepala Sub-Kelompok Kerja Penanganan Geohazard, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, Riko Aditya, mengatakan belum dapat memastikan penyebab bergesernya lubang pusat semburan.
Riko menduga pusat semburan bergeser karena adanya retakan yang mengakibatkan lubang semburan longsor. “Kami belum bisa memastikan penyebabnya. Kami masih terus melakukan penelitian atas kemungkinan itu,” kata Riko, Kamis (24/6).
Riko mengatakan bergesernya pusat semburan lumpur hal yang wajar. BPLS akan terus memantau arah pergeseran untuk menyiapkan langkah antisipasi.
Wakil Humas BPLS, Akhmad Kusaeri, mengatakan pihaknya memantau kondisi pusat semburan lumpur untuk mengetahui perubahan permukaan lumpur di kolam penampungan sekaligus memantau munculnya semburan gas liar.
Menurut Kusaeri, pergeseran pusat semburan lumpur tidak berbahaya. Namun BPLS tetap bersiaga mengantisipasi jebolnya tanggul akibat bergesernya pusat semburan. Saat ini terdapat 181 titik sebaran gas liar di sekitar tanggul dan 48 titik di antaranya masih aktif.
“Kami memastikan selama pusat semburan yang baru tidak terlalu jauh, tidak akan berimbas apa pun. Meski demikan, kami akan tetap waspada dengan melakukan pemantauan,” ujar Kusaeri. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar