Warta Jatim, Surabaya - Situs budaya Buddha Mahasobya atau arca Joko Dolog di Jalan Taman Apsari, Surabaya, kini merana. Meski dikunjungi banyak wisatawan lokal dan mancanegara, situs perpaduan dari ajaran Hindu dan Budha ini kurang terawat.
Banyak pengunjung situs bersejarah ini datang untuk berziarah. Ada pula yang melakukan penelitian atau studi banding. “Biasanya pengunjung paling ramai pada hari libur. Sedangkan peziarah biasanya datang pada malam Jumat Legi,” ujar Suyanto, penjaga situs Buddha Mahasobyake, Minggu (20/6).
Meski menjadi salah satu andalan wisata religi Kota Surabaya, kondisi situs Buddha Mahasobya sangat memprihatinkan. Beberapa patung Ganesha yang berdiri berjejer di sepanjang jalan menuju ruang utama sudah tidak utuh lagi. Di beberapa sudut teronggok rongsokan barang milik pedagang dan masyarakat sekitar.
Menurut Suyanto, perhatian Pemerintah Kota Surabaya kepada situs Buddha Mahasobya atau arca Joko Dolog minim. Anggaran perawatan situs budaya ini sangat terbatas.
Arca Buddha Mahasobya awalnya berada di Kandang Gajak. Kemudian dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salis pada tahun 1817. Pada lapiknya terdapat prasasti berupa sajak dalam bahasa Sanskerta dengan huruf Jawa kuno. Prasasti ini menyebutkan tempat bernama Wurare, sehingga disebut prasasti Wurare. Pada beberapa versi cerita, Arca Buddha Mahasobya diyakini sebagai penjelmaan Kertanegara, raja Singosari. (red)
Banyak pengunjung situs bersejarah ini datang untuk berziarah. Ada pula yang melakukan penelitian atau studi banding. “Biasanya pengunjung paling ramai pada hari libur. Sedangkan peziarah biasanya datang pada malam Jumat Legi,” ujar Suyanto, penjaga situs Buddha Mahasobyake, Minggu (20/6).
Meski menjadi salah satu andalan wisata religi Kota Surabaya, kondisi situs Buddha Mahasobya sangat memprihatinkan. Beberapa patung Ganesha yang berdiri berjejer di sepanjang jalan menuju ruang utama sudah tidak utuh lagi. Di beberapa sudut teronggok rongsokan barang milik pedagang dan masyarakat sekitar.
Menurut Suyanto, perhatian Pemerintah Kota Surabaya kepada situs Buddha Mahasobya atau arca Joko Dolog minim. Anggaran perawatan situs budaya ini sangat terbatas.
Arca Buddha Mahasobya awalnya berada di Kandang Gajak. Kemudian dipindahkan ke Surabaya oleh Residen de Salis pada tahun 1817. Pada lapiknya terdapat prasasti berupa sajak dalam bahasa Sanskerta dengan huruf Jawa kuno. Prasasti ini menyebutkan tempat bernama Wurare, sehingga disebut prasasti Wurare. Pada beberapa versi cerita, Arca Buddha Mahasobya diyakini sebagai penjelmaan Kertanegara, raja Singosari. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar