Warta Jatim, Sidoarjo - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim menilai Badan Penanggulangan Lumpur Lapindo (BPLS) menyembunyikan fakta sesungguhnya terkait lumpur Lapindo. Selain itu, pemerintah juga dianggap tidak tegas dan melakukan pembiaran terhadap semburan lumpur.
Direktur Eksekutif Walhi Jatim Bambang Catur Nusantara mengatakan, salah satu fakta yang disembunyikan BPLS, Pemerintah dan PT Lapindo Brantas, adalah soal kondisi lingkungan di kawasan Porong dan sekitarnya. Contoh nyata adalah soal kualitas air dan udara.
Menurut Catur, dari penelitian yang dilakukan Walhi dan Pemprov Jatim, ditemukan adanya kandungan kanmium dan timbal yang melebihi ambang batas kewajaran dan baku mutu.
“Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/2002, untuk baku mutu Kadmium idealnya 0,003 dan Timbal sebesar 0,05. Sedangkan di kawasan Porong dan sekitarnya, semuanya melebihi batas tersebut. Jadi sudah tidak layak lagi untuk dihuni,” ujar Catur, Sabtu (19/6).
Catur menambahkan, selain semua desa di kecamatan Porong, terdapat dua desa di kecamatan Tanggulangin, yakni Gempolsari dan Ketapang, juga mengalami kerusakan lingkungan cukup parah.
Lumpur Lapindo membuat jumlah penderita penyakit ISPA meningkat tajam. Data di Puskesmas Porong menyebutkan, jumlah penderita ISPA naik menjadi 46 pasien dalam setiap bulan. Padahal sebelumnya, jumlahnya tidak lebih dari sepuluh. Warga Porong dan sekitarnya juga terancam terkena tumor, kanker dan gangguan disfungsi seksual, jika dalam jangka panjang menghirup udara dan mengkonsumsi air di kawasan tersebut. (red)
Direktur Eksekutif Walhi Jatim Bambang Catur Nusantara mengatakan, salah satu fakta yang disembunyikan BPLS, Pemerintah dan PT Lapindo Brantas, adalah soal kondisi lingkungan di kawasan Porong dan sekitarnya. Contoh nyata adalah soal kualitas air dan udara.
Menurut Catur, dari penelitian yang dilakukan Walhi dan Pemprov Jatim, ditemukan adanya kandungan kanmium dan timbal yang melebihi ambang batas kewajaran dan baku mutu.
“Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/2002, untuk baku mutu Kadmium idealnya 0,003 dan Timbal sebesar 0,05. Sedangkan di kawasan Porong dan sekitarnya, semuanya melebihi batas tersebut. Jadi sudah tidak layak lagi untuk dihuni,” ujar Catur, Sabtu (19/6).
Catur menambahkan, selain semua desa di kecamatan Porong, terdapat dua desa di kecamatan Tanggulangin, yakni Gempolsari dan Ketapang, juga mengalami kerusakan lingkungan cukup parah.
Lumpur Lapindo membuat jumlah penderita penyakit ISPA meningkat tajam. Data di Puskesmas Porong menyebutkan, jumlah penderita ISPA naik menjadi 46 pasien dalam setiap bulan. Padahal sebelumnya, jumlahnya tidak lebih dari sepuluh. Warga Porong dan sekitarnya juga terancam terkena tumor, kanker dan gangguan disfungsi seksual, jika dalam jangka panjang menghirup udara dan mengkonsumsi air di kawasan tersebut. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar