Warta Jatim, Surabaya – Mantan Ketua Front Pembela Islam Banyuwangi, Aman Faturahman, membantah FPI terlibat pembubaran kunjungan kerja Komisi IX DPR. Dia menegaskan, FPI Banyuwangi sudah dibubarkan sejak tahun 2005.
Menurut Aman, FPI Banyuwangi dibubarkan karena memberikan dukungan politik kepada Bupati Ratna Ani Lestari. Pemberian dukungan ini melanggar sikap perjuangan FPI. Terlebih Ratna Ani Lestari kemudian diduga terlibat kasus korupsi.
“Sejak adanya dukungan tersebut, FPI Banyuwangi dibubarkan oleh Habib Rizieq,” kata Aman Faturahman, Selasa (29/6).
Menurut Aman, karena tidak lagi eksis, mustahil FPI Banyuwangi terlibat pembubaran diskusi kesehatan yang digelar anggota Komisi IX DPR, Rieke Dyah Pitaloka, Ribka Tjiptaning, dan Nur Suhud dengan Paguyuban Korban Orde Baru.
Aman menduga pembubaran acara tersebut dilakukan anggota FPI dari luar Banyuwangi. Dia meminta seluruh pihak tenang dalam menyikapi kasus ini.
Selain di Banyuwangi, acara sosialisasi program kesehatan yang dilakukan Komisi IX DPR di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, juga dibubarkan. Camat Warungkiaran, Sukabumi, menolak bantuan sosial yang akan disalurkan Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning.
Mereka menolak bantuan pengobatan yang akan diberikan tim yang dipimpin Ribka dengan alasan khawatir terjadi malapraktik. Hingga berita ini diturunkan, telepon Ribka Tjiptaning tidak aktif.
Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning pernah menulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI. Alasan pembubaran acara kunjungan kerja di Banyuwangi karena dianggap sebagai ajang konsolidasi mantan anggota Partai Komunis Indonesia. (red)
Menurut Aman, FPI Banyuwangi dibubarkan karena memberikan dukungan politik kepada Bupati Ratna Ani Lestari. Pemberian dukungan ini melanggar sikap perjuangan FPI. Terlebih Ratna Ani Lestari kemudian diduga terlibat kasus korupsi.
“Sejak adanya dukungan tersebut, FPI Banyuwangi dibubarkan oleh Habib Rizieq,” kata Aman Faturahman, Selasa (29/6).
Menurut Aman, karena tidak lagi eksis, mustahil FPI Banyuwangi terlibat pembubaran diskusi kesehatan yang digelar anggota Komisi IX DPR, Rieke Dyah Pitaloka, Ribka Tjiptaning, dan Nur Suhud dengan Paguyuban Korban Orde Baru.
Aman menduga pembubaran acara tersebut dilakukan anggota FPI dari luar Banyuwangi. Dia meminta seluruh pihak tenang dalam menyikapi kasus ini.
Selain di Banyuwangi, acara sosialisasi program kesehatan yang dilakukan Komisi IX DPR di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, juga dibubarkan. Camat Warungkiaran, Sukabumi, menolak bantuan sosial yang akan disalurkan Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning.
Mereka menolak bantuan pengobatan yang akan diberikan tim yang dipimpin Ribka dengan alasan khawatir terjadi malapraktik. Hingga berita ini diturunkan, telepon Ribka Tjiptaning tidak aktif.
Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning pernah menulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI. Alasan pembubaran acara kunjungan kerja di Banyuwangi karena dianggap sebagai ajang konsolidasi mantan anggota Partai Komunis Indonesia. (red)
Lho koq sudah bubar masih mengatasnamakan, hebat juga FPI Banyuwangi, walau sudah alamrhum masih punya "pamor" ngalah-ngalai nabinya, saya hanya mengukitp sedikit tentang Kitab Mulia Al-Quran pada saat ummat nabi Isa AS Bersengketa maka Allah berfirman : "Nah beginilah kamu senang mendebati hal-hal yang tidak kamu ketahui, kalau hal yang kamu ketahui dengan pasti silahkan debati, termasuk Al-Quran, namun jika hal yang tidak kamu ketahui jangan coba-coba didebati akan menjadi tambah ngawur" inilah yang terjadi pada ummat terdahulu yang telah kami binsakan dan alhamdulillah sampai sekarang ini masih berlangsung dan masih dilakukan oleh ummat yang datang kemudian (ummat muhammad), ini sangat memilukan dan memalukan, Kenalilah Kodrat dan Iradat mu maka kamu akan kenal "TUHANMU" Jangan lebih hebat dari nabimu, dan jangan lebih pinter dari Tuhanmu, karena aslinya kita ini : "la haulawala quata ilabillahil aliyil adhim" gunakan akal dan mata hati supaya Islam tidak sama dengan ummat terdahulu yang telah kami binasakan, jadi sesautu perkara serahkan kepada ahlinya, bukan FPI, karena FPI Ormaas Agama, Bukan TNI,Polisi, namun anda hanya sebagai ormas islam, bedakan yang "haq" maka kamu akan tahu yang bathil, "ANA AL HAQ" bedakan tugasmu dan bukan tugasmu, jelek-jelek Rielke itu sudah disahkan oleh negara RI Sebagai Anggota Dewan, lha kamu dasarnya apa ? hanya ilmu agama ? wow itu masih terlalu kecil buat saya mas, bedakan hukum dunia dengan hukum akhirat, hukum negara dengan hukum agama, masalah PKI Tanya pada nenek moyang anda jangan hanya katanya si A, Katanya Si, B,Jangankan hanya bernegara Ber-agamapun kita jangan mengdengar Kata Imam Maliki, Katanya Imam Hambali Katanya muhammad, Katanya Musa, Katanya ISA, katanya Ustad A, Katanya Ustad B, terus katamu mana tanya Allah, Nggak Ada, inilah orang ynag merugi, baik dunia dan akhirat, dan saya lebih cenderung FPI ini mendidik Anak muda menjadi Pemuda-pemuda yang "Berilmu dan Berakhlak mulia" dengan cara memberikan pendidikan agama islam, belajar ngaji, memberi ilmu kanuragan, ilmu kebhatinan, dari pada ngurusi yang bukan HAQ nya, sehingga akan menjadi FPI="FRONT PRAJURIT ISLAMIAH" Baik dunia dan Akhirat.
BalasHapusAnak PKI Anak demokratio, anak liberalisme, Anak Kapitalisme, Anak Socialisme, anak pancasilaisme, semua ini semua hanya panutan didunia, dalam arti panutan bernegara dan berbangsa, bukan untuk akhirat, ini adalah "Paham" tentang bernegara, bertetangga, tentang Hukum-dan tatacara bernegara dan berbangsa, namun kesemua itu telah jelas diatur dan diarahkan didalam agama, jadi sesungguhnya "ORANG BERIMAN TIDAK TAKUT AKAN PENGURANGAN PAHALA DAN PENAMBAHAN DOSA" Artinya Orang islam nggak takut dengan isme-isme ini karena isme yng Allah Lebih jago.
BalasHapus