Warta Jatim, Sidoarjo - Tanah di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, kembali ambles. Kali ini yang ambles rumah Abdul Rahim Nur yang berjarak 5 meter dari Jalan Raya Porong.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Ahmad Zulkarnaen mengatakan, rumah tersebut ambles 4 meter. Pada lokasi tanah yang ambles muncul semburan lumpur baru yang mudah terbakar.
Amblesnya rumah di Desa Jatirejo akibat penurunan tanah di pusat semburan lumpur. Namun, Zulkarnaen menolak hasil penelitian yang menyebutkan tanah di kawasan Porong berongga. “Yang pasti terjadi penurunan tanah sekitar 10 centimeter per hari. Soal tanah yang berongga, kami belum menemukan hal itu,” ujar Zulkarnaen, Kamis (3/5).
Zulkarnaen meminta warga mengosongkan rumah atau bangunan di sekitar rumah Abdul Rahim. Menurut dia, kawasan tersebut sudah tidak layak huni.
Slamet, tetangga Abdul Rahim, mengatakan tanah ambles dalam tiga tahap. Sejak pagi di rumah Abdul Rahim mengeluarkan suara dari dalam tanah. Pukul 10.00 tembok sebelah timur ambruk dan puncaknya pukul 12.25, seluruh bagian belakang rumah ambles.
Slamet kecewa terhadap BPLS dan PT Lapindo Brantas yang menyatakan Desa Jatirejo tidak layak huni, namun tidak dimasukkan dalam peta terdampak.(red)
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Ahmad Zulkarnaen mengatakan, rumah tersebut ambles 4 meter. Pada lokasi tanah yang ambles muncul semburan lumpur baru yang mudah terbakar.
Amblesnya rumah di Desa Jatirejo akibat penurunan tanah di pusat semburan lumpur. Namun, Zulkarnaen menolak hasil penelitian yang menyebutkan tanah di kawasan Porong berongga. “Yang pasti terjadi penurunan tanah sekitar 10 centimeter per hari. Soal tanah yang berongga, kami belum menemukan hal itu,” ujar Zulkarnaen, Kamis (3/5).
Zulkarnaen meminta warga mengosongkan rumah atau bangunan di sekitar rumah Abdul Rahim. Menurut dia, kawasan tersebut sudah tidak layak huni.
Slamet, tetangga Abdul Rahim, mengatakan tanah ambles dalam tiga tahap. Sejak pagi di rumah Abdul Rahim mengeluarkan suara dari dalam tanah. Pukul 10.00 tembok sebelah timur ambruk dan puncaknya pukul 12.25, seluruh bagian belakang rumah ambles.
Slamet kecewa terhadap BPLS dan PT Lapindo Brantas yang menyatakan Desa Jatirejo tidak layak huni, namun tidak dimasukkan dalam peta terdampak.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar