Warta Jatim, - Meninggalnya Presiden ke-4 RI, KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur), diikuti duka masyarakat. Masyarakat dari banyak golongan, suku dan agama melepas kepergian kyai kharismatik ini ke rumah abadinya.
Di Surabaya, acara doa bersama, digelar oleh komunitas lintas agama di depan gedung Grahadi, Jl. Gubernur Suryo. Banyak diantara mereka yang meneteskan air mata. Bahkan ada juga menangis histeris sambil bersimpuh di hadapan foto Gus Dur, seperti apa yang dilakukan Sidharta Adimulya, salah satu perwakilan dari Khonghocu dan masyarakat Tionghoa Surabaya.
Di Jombang prosesi pemakaman Gus Dur di kompleks makam keluarga di Pondok Pesantren Tebu Ireng, tak kalah histerisnya. Ribuan pentakziah yang datang, banyak meneteskan air mata, saat melihat kedatangan jenazah Gus Dur. Bahkan, pada saat jenazah disholatkan di Masjid Ulul Albab, para santri Tebu Ireng dan pentakziah, meneriakkan "Allahu Akbar..Allahu Akbar..." sambil terus melafalkan sholawat badar. (red)
Di Jombang prosesi pemakaman Gus Dur di kompleks makam keluarga di Pondok Pesantren Tebu Ireng, tak kalah histerisnya. Ribuan pentakziah yang datang, banyak meneteskan air mata, saat melihat kedatangan jenazah Gus Dur. Bahkan, pada saat jenazah disholatkan di Masjid Ulul Albab, para santri Tebu Ireng dan pentakziah, meneriakkan "Allahu Akbar..Allahu Akbar..." sambil terus melafalkan sholawat badar. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar