Warta Jatim, Surabaya – Manajemen Persebaya akan melakukan pembangkangan terhadap keputusan yang mungkin dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI, terkait kerusuhan yang dilakukan Bonek sepulang menyaksikan pertandingan melawan Persib Bandung, Sabtu (23/1).
Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar menyatakan pihaknya akan menolak membayar denda ke Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Indonesia. Menurut dia, Komdis PSSI selama ini diskriminatif terhadap kesebelasan dari Jawa Timur. Komdis PSSI tebang pilih ketika menjatuhkan sanksi terhadap kesebelasan yang melakukan pelanggaran. Banyak tim lain yang melakukan pelanggaran, namun tidak mendapat sanksi.
“Kedatangan Bonek ke Bandung adalah bentuk perlawanan terhadap sikap PSSI yang pilih kasih. Karena itu, PSSI harus berkaca pada diri sendiri sebelum mengeluarkan keputusan,” kata Ismail Mukadar, Senin (25/1).
Di tempat terpisah, Koordinator Yayasan Suporter Surabaya (YSS) Wastomo Suheri menyambut baik sikap Wali Kota Surabaya Bambang DH yang menanggung ongkos pemulangan Bonek dari Bandung. Dia mendukung sikap Wali Kota akan membayar ganti rugi kerusakan infratruktur PT KAI, jika terbukti Bonek sebagai pelakunya.
“Kami mendukung apa yang dilakukan Wali Kota dan Ketua Umum Persebaya. Namun, yang harus ditegaskan, kerusakan gerbong kereta akibat lemparan batu warga Solo, sehingga mereka yang seharusnya bertanggung jawab,” ujar Wastomo Suheri.
Komisi Disiplin PSSI, Kamis (21/1), menjatuhkan sanksi denda Rp 250 juta serta larangan mendapat dukungan suporter terhadap Persebaya saat menggelar laga tandang. Persebaya dijatuhi sanksi karena melakukan teror dan menyanyikan lagu bernada rasis ketika menjamu Arema Malang, 16 Januari lalu.(red)
Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar menyatakan pihaknya akan menolak membayar denda ke Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Indonesia. Menurut dia, Komdis PSSI selama ini diskriminatif terhadap kesebelasan dari Jawa Timur. Komdis PSSI tebang pilih ketika menjatuhkan sanksi terhadap kesebelasan yang melakukan pelanggaran. Banyak tim lain yang melakukan pelanggaran, namun tidak mendapat sanksi.
“Kedatangan Bonek ke Bandung adalah bentuk perlawanan terhadap sikap PSSI yang pilih kasih. Karena itu, PSSI harus berkaca pada diri sendiri sebelum mengeluarkan keputusan,” kata Ismail Mukadar, Senin (25/1).
Di tempat terpisah, Koordinator Yayasan Suporter Surabaya (YSS) Wastomo Suheri menyambut baik sikap Wali Kota Surabaya Bambang DH yang menanggung ongkos pemulangan Bonek dari Bandung. Dia mendukung sikap Wali Kota akan membayar ganti rugi kerusakan infratruktur PT KAI, jika terbukti Bonek sebagai pelakunya.
“Kami mendukung apa yang dilakukan Wali Kota dan Ketua Umum Persebaya. Namun, yang harus ditegaskan, kerusakan gerbong kereta akibat lemparan batu warga Solo, sehingga mereka yang seharusnya bertanggung jawab,” ujar Wastomo Suheri.
Komisi Disiplin PSSI, Kamis (21/1), menjatuhkan sanksi denda Rp 250 juta serta larangan mendapat dukungan suporter terhadap Persebaya saat menggelar laga tandang. Persebaya dijatuhi sanksi karena melakukan teror dan menyanyikan lagu bernada rasis ketika menjamu Arema Malang, 16 Januari lalu.(red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar